Kamis, 12 April 2012

Resume Buku - Aulia Fajri Purnamasari


Tugas_Resume Buku
Nama               : Aulia Fajri Purnamasari
NIM/NPK       : 09410193 / 28
Kelas               : PAI – F
____________________________________
Judul Buku      : Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Kritis dan Refleksi Historis
Penulis             : Dr. Faisal Ismail, MA
Penerbit           : Titian Ilahi Press
Tahun              : 1996
Tebal Buku      : 202 halaman

Bagian Pertama : Islam dan Kebudayaan di Indonesia.
WS Rendra mengemukakan tiga poin penting. Pertama, bahwa umat Islam tidak hadir secara fungsional dalam tata kehidupan masyarakat. Kedua, umat Islam seakan-akan bukan sahabat kemanusiaan lagi. Ketiga, umat Islam cenderung menjadi masyarakat tertutup. Tiga poin itu penting untuk menjadi bahan pemikiran bagaimana umat Islam dapat meletakkan dirinya pada proporsi dan posisi sebenarnya sehingga umat Ialam bisa hadir secara fungsional dalam tata kehidupan masyarakat. Cara yang harus ditempuh agar umat Islam mampu meletakkan dirinya pada proposi dan posisi yang sebenarnya sehingga umat Islam bisa hadir secara fungsional dalam tata kehidupan masyarakat yaitu dengan mengkaji ulang strategi kebudayaan dan sistem pendidikan secara menyeluruh dan komprehensif. Strategi kebudayaan dalam suatu segi harus bermakna dan berintikan pembaharuan pendidikan Islam, karena pendidikan merupakan sub-sistem dalam keseluruhan satuan budaya. Pendidikan dan kebudayaan dapat dipandang sebagai refleksi kehidupan intelektual dan kultural umat dalam perjalanan misi sejarah yang disandangnya. Dari corak mutu pendidikanlah dapat diamati kualitas intelektual dan kultural umat islam di masa depan.
Bagi para pengamat masalah kebudayaan di Indonesia, hampir dapat dipastikan mengenal Sidi Gazalba. Salah satu ide pokok yang dianut secara fanatik dan selalu ada dalam buku karangannya ialah bahwa Islam adalah agama dan kebudayaan.
Bagian Kedua : Keberimanan dan Kebersenimanan
Subordinasi agama terhadap kesenian atau sebaliknya akan menimbulkan akibat psitif dan negatif yang menyangkut kedua simbol tersebut.
Terhadap kesenian, akibat negatifnya adalah :
a.       Terikatnya bentuk dan isi kesenian kepada agama yang berpretensi abadi
b.      Timbul ketegangan antara nilai-nilai agama termasuk hukum-hukumnya yang keras dengan nilai-nilai kesenian yang longgar
c.       Penggunaan kesenian untuk tujuan praktek agama akan membatasi ruang gerak kesenian
d.      Kebebasan mencipta terganggu oleh ingatan tentangnorma-norma
Adapun dari segi positifnya adalah adanya dasar yang kuat untuk memperkembangkan kesenian karena betapa pun kesenian harus selalu mengandung nilai-nilai.
Terhadap agama, kesenian mempunyai pengaruh negatif pula, yaitu :
a.       Pernyataan-pernyataan dalam kesenian sering mengacaukan ajaran-ajaran agama, misalnya kekacauan semantik
b.      Hasil kesenian kadang-kadang disucikan sebagai bentuk ibadah
c.       Akidah-akidah agama sering ditaklukkan oleh perkembangan kesenian
Sedangkan segi positifnya adalah nampaknya sosok kebesaran agama yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
Bagian Ketiga : Islam, Moral, dan Modernitas
Bagian ini mendiskusikan tentang bagaimana pendirian kaum Muslimin dan wawasan Islam berhadapan dengan isu-isu sentral yang bertalian dengan modernisasi. Dunia mode adalah dunia yang gemerlap. Perkembangan dunia mode itu tidak statis, tetapi terus mengalami perubahan. Ini membuktikan bahwa manusia itu kreatif, selalu meciptakan hal-hal yang baru, seperti mode pakaian untuk pria dan wanita. Islam sendiri tidak menolak mode. Sepanjang mode pakaian itu menutup aurat, maka pakaian macam apapun bentuk dan potongannya tidak menjadi persoalan. Selain modernisasi, pada bagian ini juga membahas westernisasi. Unsur-unsur kebudayaan yang berasal dari Barat boleh-boleh saja ditiru, diadaptasi, dan diambil alih. Akan tetapi tidak perlu menyebabkan suatu bangsa menjadi seperti orang Barat, tidak perlu mengikuti gaya hidup orang Barat.
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menghadirkan akhlak yang luhur. Dengan misinya beliau ditugaskan untuk memperbaiki akhlak dan moral manusia. Moral Islam bersumber pada wahyu Allah yang mutlak dan absolut, maka ia memiliki kemutlakan dan kelengkapan susunan moral yang sempurna dan memiliki ciri-ciri tersendiri. Islam tidak hanya memberikan standar moral yang mutlak, absolut, eternal, universal dan komprehensif, tetapi juga memberikan daya dorong berupa latihan-latihan ibadat keagamaan bagi manusia untuk sampai pada ketinggian dan keluhuran moral.
Bagian Keempat : Islam dan Kebudayaan Global
Sketsa sejarah kebangkitan kebudayaan Islam pada abad 8 hingga 13 merupakan masa kejayaan Islam. Pada masa itu memperlihatkan berbagai kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pada bagian empat ini, mengungkapkan lintasan sejarah kebangkitan Islam di Andalusia pada masa pemerintahan Abdurrahman I, Abdurrahman II dan al-Hakam. Di bawah judul “Islam dan Situasi Global Dewasa Ini”, para filosf-filosuf menyatakan bahwa kelam telah menyelimuti dunia Barat dan satelit-satelitnya. Peradaban dan kebudayaan Barat modern memperlihatkan gejala bahwa arah perkembangannya berangsur-angsur mati. Dengan situasi demikian, terbuka kesempatan yang baik bagi Islam untuk bangkit. Umat Islam tidak boleh pasif, mereka harus aktif-kreatif dalam pergulatan dan pergumulan kultural ini.
Dinamika Islam dalam kebudayaan sebagaimana telah dicapainya pada masa-masa keemasannya diharapkan bisa tampil kembali dan sekaligus menjadi tenaga penggerak bagi munculnya kejayaan baru di masa depan. Kejayaan ini hanya akan muncul jika dinamika Islam benar-benar dapat menyentuh dan membangkitkan seluruh rangsangan budaya. Untuk itu, sikap kultural yang kreatif harus tumbuh dan menggelora dalam gerak dunia Islam.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons