Selasa, 06 Maret 2012

SENI DAN BUDAYA Perspektif FPI

Nama Kelompok:

1.      Almas Akbar J.          09410190
2.      Aulia Fajri                   09410193
3.      Fajron M.                   09410197
4.      Mustika L.                 09410199
5.      Shanti S.                     09410208
6.      Sulaekah                     09410216
7.      Hartanti S.                  09410222
8.      Iman Alimansyah       09410224

MENEROPONG DARI KACA MATA FPI

Patung
FPI memandang bahwa pembuatan patung atau segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan patung dilarang berdasarkan QS. Saba’: 13 dan QS. Ibrahim: 36 yang menerangkan bahwa patung yang dianggap oleh beberapa kalangan orang sebagai Tuhan adalah benda mati yang dibuat manusia dan dikhawatirkan akan menyesatkan manusia. Seperti ketika zaman Nabi Ibrahim, ketika berdakwah kepada kaumnya dengan cara membuktikan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah tidak bisa melindungi mereka. Jadi, patung tidak bisa memberikan manfaat apa-apa terlebih lagi untuk beribadah kepada Allah.

Menggambar
FPI memandang menggambar makhluk hidup tidak diperbolehkan, sesuai dengan beberrapa hadits Rasulullah bahwa dalam setiap gambar yang dibuat/patung-patung akan dimintai pertanggungjawaban dan akan dijadikan nyawa padanya dan akan menyiksanya (pelukis) di neraka.

Syair
FPI memandang bahwa menyanyi/syair/musik tidak diperbolehkan karena hanya akan mengeraskan hati, menyia-nyiakan perkataan yang hanya akan menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan.

4 komentar:

yu'timaalahuyatazaka mengatakan...

FPI dalam konteks pemikiran Islam termasuk gerakan radikalis-fundamentalisme keagamaan,,maka metode pemahaman keagamaanya bersifat literer-skripturalis, tanpa memperdulikan konteks (reader-audience), sehingga a historis dan bersikap represif terhadap the other..dengan dalih demikian maka FPI saya ibaratkan sebagai Wahabisme baru di Indonesia, lebih mementingkan truth claim, dan melakukan aksi anarkis baik pada sisi internal maupun eksternal keagamaan..bisa dipastikan bahwa pemahaman terhadap hadist mengenai seni terlalu menggunakan pendekatan tekstual, karena menurut mereka teks di atas segala-galanya, mengutamakan nalar bayani, dan adagium mereka adalah La Ra'yu fi dien..wajarlah apabila mereka sering mengkafirkan (infidel) dan menyesatkan (fallacious) terhadap the others...

Chuenk Alfazzaeni mengatakan...

Perbedaan Pendapat dan pemikiran sangatlah wajar (boleh-boleh saja)..karena bagi saya itu adalah sebuah keniscayaan...namun, bukan berarti karena adanya perbedaan itu sebagai dalih timbulnya perpecaahan..!
perlu kita ketahui flasback kebelakang, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah sedikitpun mengajarkan kekerasan dan kerusakaan, bentuk konkritnya yaitu adalah terbuktinya ada "piagam Madinah" sebagai bentuk perdamaian antara kaum muslim dan qurasy pada masa itu. itu sangat terbukti, walau adanya perbedaaan tetapi masih bisa hidup secara berdampingan. mungkin sifat toleransi beliau yang seperti itu sangat pantas untuk dicontoh untuk Negara dan Bangsa kita yang pluralitas ini...
Dan inilah yang seharusnya kita misikan bersama yaitu mewujudkan Islam yang "Rahmatan lil 'alamin"...

Sugeng Fitri Aji.
09410177.

Unknown mengatakan...

Sudah menjadi suratan takdir bahwa manusia dijadikan saling berbeda antara satu dengan yang lainnya. Bukanlah hal yang patut jika perbedaan tersebut dipaksakan dalam keseragaman. Karena manusia memiliki hak dan kemerdekaan untuk memilih.
Untuk kasus FPI di atas, kita tidak bisa serta merta menjustifikasi mereka, apakah mereka benar atau salah. Karena kebenaran bagi manusia adalah relatif dan tidak pasti. Manusia hanya dapat meminjam kebenaran dari Sang Maha Pencipta.
untuk itu saling menghormati da menghargailah yang diperlukan untuk umat manusia ini...keep spirit, peace and soul

mashodirul `ilmi mengatakan...

moh. taufiqurrahaman (09410237)
ada sebuah pepatah " lain rambut lain kepala" beda orang beda pemikiran " dalam hal ini asumsi saya mengapa FPI berparadigma seperti itu, ya karena mereka diberi kebebasan untuk berpikir, apa salahnya sih mereka berbeda alur pemikirannya sama kita,yang penting mereka tidak menghalang2 ngi hak dan kewajiban kita dalam beraktivitas .... tetapi ketika mereka sudah melaksanakan aktivitasx yg boleh dibilang itu tindakan anarkis, sehingga menghalangi kwajiban serta hak kita, nah itu yang perlu kita waspadai...
tetapi kita kalau positive thinking trhadapnya sebenarnya kita itu untung masih ada kelompok2 seperti mereka karena secara tidak langsung mereka membuat kita lebih berbudaya.... yaitu budaya menciptakan ide utk mnghntikan aksi mereka......

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons