Rabu, 28 Maret 2012

RESENSI BUKU YUYUS JULIANA (09410075) PAI F


Nama                         : Yuyus Juliana
NIM                           : 09410075
No Absen                  : 14
Kelas                          : PAI F
Identitas Buku
Judul Buku                : Panadangan Islam Tentang Kesenian
Pengarang                  : Drs. Sidi Gazalba
Penerbit                      : Bulan Bintang , Jakarta, 1977.

BAB I
KEBUDAYAAN

Kesenian ialah suatu segi kebudayaan. Asosiasi kata kebudayaan dikalangan masyarakat umumnya adalah kesenian. Sutu kebudayaan ialah cara berfikir dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk masyarakat, dalam suatu ruang dan suatu waktu. Pengertian tersebut dapat dipersingkat dengan “cara berfikir dan cara merasa dalam kehidupan, dan masih mungkin dipendekan lagi dengan “cara hidup”. Hingga sampailah kita kepada inti pengertian kebudayaan adalah “cara hidup”.
Kehidupan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan hidup. Tiap peristiwa yang berhubungan dengan masyarakat, dialami oleh tiap individu, semenjak ia lahir sampai mati, masuk kedalam kehidupan dan diliputi oleh kebudayaan. Dengan demikian alangkah luasnya ruang lingkup kebudayaan itu.
Menurut para ahli, bahwa kebudayaan dapat dibagi dalam beberapa kategori:
1.      Social
2.      Ekonomi
3.      Politik
4.      Pengetahuan dan tehnik
5.      Seni
6.      Filsafat
7.      Agama
Social adalah pergaulan hidup, pergaulan hidup membentuk masyarakat. Masyarakat ialah kelompok manusia dalam mana hidup terjalin kebudayaan yang diamalkan oleh kelompok itu sebagai kebudayaannya.dengan demikian jelaslah adanya hubungan antara masyarat dan kebudayaan, dimana masyarakat membentuk kebudayaan dan kebudayaan mengatur masyarakat. Tanpa kebudayaan masyarakat itu menjadi kelompok manusia yang bercerai beraitidak ada kerjasama dan tidak mengatur dirinya sebagai kesatuan social, masyarakat merupakan wadah bagi kebudayaan.
Tujuan ekonomi ialah kemakmuran, sedangkan tujuan social adalah kesejahteraan. Untuk membawa masyarakat kepada kesejahteraan dan kemakmuran, masyarakat itu perlu diatur. Maka terjadilah pembentukan kekuasaan dan mempergunakan kekuasaan itu untuk mengatur social dan ekonomi menurut konsep orang-orang yang memegang kuasa, itulah hakikat politik.
Untuk aktivitas social, ekonomi, dan politik diperlukan pengetahuan. Untuk aktivitas ekonomi tidak saja pengetahuan yang diperlukan, tetapi juga teknik. Makin tinggi tuntutan social, ekonomi dan politik, makin tinggi pula tingkat pengetahuan yang diperlukan.
Kesenian merupakan penciptaan bentuk-bentuk yang menyenangkan, yang dimaksud kesenangan disini ialah kesenangan estetika, karena itulah seni itu adalah penjelmaan rasa estetika.
Dengan metode berfikir sistematik, radikal, dan universal, filsafat menggali kebenaran dari kebenaran, yakni kebenaran yang hakiki, sepanjang yang dapat diusahakan oleh akal manusia. Bukan kebenaran saja yang dipikirkan oleh filsafat, tetapi juga nilai-nilai (etika dan moral, estetika, nilai-nilai social, ekonomi, politik, ilmu, teknik, dan lain-lain). Menurut pandangan kebudayaan nilai ini dibentuk oleh akal.
Karena kebudayaan kehidupan manusia bersifat dinamik, berubah terus menerus. Maka dari itu diperlukan ilmu sejarah untuk memberitahulkan perkembnagn kebudayaan.
Dengan uraian pengertian dan teori asas kebudayaan, maka bagaimana dan betapa kedududkan seni dalam kebudayaan, selanjutnya kedudukannya diperbandingkan dengan bidang-bidang kebudayaan lain. Social, ekonomi, politik, pengetahuan, dan teknik berfungsi untuk membina keselamatan manusia pada segi material. Agama membina keselamatan manusia pada segi rohani. Falsafah mencari kebenaran hakiki, berkaitan dengan kebenaran itu ia menentukan nilai-nilai. Ada dua tata nilai yang berpengaruh dalam kebudayaan, yakni etika dan estetika. Etika dikuasai oleh agama, estetika yang menyusun nilai keindahan dan keharusan untuk mewujudkan kesenangan (pleasure) pada diri manusia dilaksanakan oleh kesenian.


BAB II
KESENIAN

Menurut Herbert Read, Seni adalah usaha bentuk-bentuk yang menyenangkan, dalam ucapan sehari-hari senang atau memiliki pengertian mudah atau tidak ada kesulitan. Namun kesenangan disini memiliki arti lain yaitu suka, mesra, nikmat, merasa puas (enak, gembira). Pengertian inilah yang dipakai dalam istilah menyenangkan menurut Herbert Read. Seni merupakan nilai yang besar peranannya dalam kebudayaan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menumpukan perhatian kepada keindahan bentuk atau rupa daripada segi moral atau perbuatan.  Sebagai contoh bahwa laki-laki umumnya lebih tertarik pada kecantikan rupa wanita daripada memperhatikan tingkah lakunya. Kadang-kadang untuk mencapai segi keindahan banyak orang yang mengorbankan moral. Mereka yang menikmati karya-karya seni mengalami penghayatan estetika. Pengalaman itu ialah perasaan yang timbul pada kita ketika memandang sesuatu yang indah pada alam atau karya seni.
Suatu karya atau barang yang dikatakan indah, adalah keindahannya tidak terletak pada karya atau barang itu sendiri tetapi ia adalah suatu perasaan yang dihayati oleh manusia, ketika melihat karya atau barang itu. Indah adalah sebutan yang kita berikan kepada sifat-sifat tertentu terhadap objek yang menimbulkan kesenangan dalam diri kita, sehingga keindahan itu sifatnya relative.
Kesenagan itu sendiri akan muncul ketika kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai suatu tujuan, dan tujuan itu telah tercapai atau berhasil dan hasil itu disertai oleh perasaan gembira atau puas.
Kesenian bukanlah perkara muwazir atau kemewahan, atau perkara yang dibuat manusia dalam kehidupan, seperti berjudi, minum arak, kecanduan narkotika, menghisap rokok. Menciptakan karya seni dan menikmati seni adalah fitrah manusia, seperti juga halnya makan dan minum, bergaul, mencari pengetahuan, mengarah pada .kebenaran, dan mengabdi kepada tuhan. Kalaulah kesenian itu fitrah manusia tentu ia terlibat dalam kehidupan sehari-hari, seperti pula social-ekonomi dengan pergaulannya dan makan-minum.
Dalam pengertian umum setiap manusia adalah seniman. Dalam pengertian husus atau dalam pandangan masyarakat penamaan seniman memang tidak diuntukan kepada setiap orang, melainkan hanya kepada orang-orang tertentu. Karya yang diciptakan oleh orang-orang itu memberikan kesenangan estetika kepada masyarakat, atau sebagian masyarakat, jadi tidak terbatas pada kesenangan pribadi si pencipta itu sendiri.
Seniman dalam pengertian umum adalah orang yang amat peka rasa seninya, sehingga mudah tergetar, menggerakannya untuk menciptakan karya melalui keterampilan (skill)nya sehinga dapat dinikmati oleh orang lain atau masyarakat.
Seni bukanlah hanya ekspresi emosi yang dalam, melainkan didalamnya ada pula unsur social, yang memerankan peranan penting. Dasar kesenian itu social. Seniman tidak hanya menginginkan pernyataan tentang apa yang ada dalam hatinya dalam suatu bentuk, tetapi ia jjuga menghendaki pernyataan simpasi dan penghayatan simpasi dari orang lain.  
Pada asanya ajaran agama terdiri suruhan dan larangan. Yang disuruh itu yang baik, dan yang dilarang adalah yang buruk. Perbincangan tentang nilai-nilai baik dan buruk itu memasuki lapangan etika, yang baik adalah nilai positif, seperti juga yang indah merupakan nilai positif.
Dengan analisis tersebut ditemukan hubungan antara agama, etika, dan estetika. Seni dilahirkan oleh agama, dan etika tidak lain merumuskan ajaran agama tentang yang baik dan yang buruk. Bukan saja terjalin hubungan antara agama dan seni dan agama dengan etika, tetapi dengan penyamaan nilai antara yang bagus dengan yang baik, terjalin pula hubungan antara seni dan etika.
Dalam kebudayaan barat seni telah putus hubungannya dengan agama. Bahkan agama itu sendiri putus pula hubungannya dengan kebudayaan. Hubungan-hubunga itu telah diputuskan oleh sekularisma. Sekularisma menggariskan batas antara agama dan kebudayaan dengan tajam. Bahwa wewenang agama ialah dalam gereja, diluar itu adalah wewenang kebudayaan. Karena itu agama tidak boleh masuk kedalam pemikiran, ajaran atau pengamalan social, politik, ilmu, filsafat, dan kesenian. Yang akhir ini adalah wilayah akal. Kebudayaan tidak ada hubungannya dengan agama, demikian pula kesenian sebagai bidang kebudayaan.
Sekalipun dibarat kini seni dan agama sudah putus hubungannya, namun pandangan tentang seni yang bermutu tinggi masih tetap berkaitan dengan moral, memang seni bukanlah untuk mengajarkan moral, karna yang bertugas mengajarkan moral adalah etika, namun demikian seni sejatinya ia mengandung moral.
Cabang-cabang kesenian diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Nyayian, bahan yang digunakan adalah suara, yang membentuk seni suara. Yang disuarakan itu biasanya disusun dengan kata-kata yang indah. Dengan demikian sastera menjadi bahan nyanyian.
2.      Deklamasi, bahan yang digunakan ialah pengucapan dan yang diucapkan itu biasanya karya sastera.
3.      Musik, bahan yang dipergumakan ialah nada, irama dan gaya.
4.      Tari, bahan yang dipergunakan ialah mimic, pantomimic, dan gaya.
5.      Lukisan, bahan-bahannya aialah garis, ruang, warna, baying.
6.      Arca, bahannya ialah kayu, batu, dan logam.
7.      Bina, bahannya ialah bangunan dan bentuk.
8.      Hias, bahannya ialah perhiasan, dandanan.
9.      Pakaian, bahannya ialah kain dan lain-lain.
10.  Drama, bahannya paling kaya, dimana didalamnya terdapat cabang-cabang kesenian yang tersebut diatas.
11.  Masak, bahannya ialah bahan-bahan makanan.
12.  Kecantikan, bahannya ialah kosmetik, bahan-bahan make up, operasi plastic, dan lain-lain.
Macam-macam kesenian itu dapat dibagi menurut salurannya:
1.      Audio (untuk didengar), misalnya: sastera, seni suara, deklamasi, dan music.
2.      Visual (untuk dipandang), misalnya: seni tari, seni lukis, seni hias, seni bina, seni pakaian, dan seni topeng.
3.      Audio-Visual(ntuk didengar dan dipandang), misalnya: drama dan film.
4.      Verbal (untuk dibaca), misalnya: prosa dan puisi.
Apabila seni hanya dipandang sebagai bidang kebudayaan, maka ciptaan tuhan bukanlah kesenian. Kebudayaan adalah ciptaan manusia, maka seni pula adalah karya manusia. Tetapi apabila seni diartikan sebagai penciptaan bentuk-bentuk yang menyenangkan, maka keindahan dan kesempurnaan alam merupakan karya agung dari tuhan sang maha seniman. Seniman manusia berusaha menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan, dan belum tentu usaha itu berhasil, atau hasilnya hanya diakui oleh sebagian orang. Tetapi tuhan sang mmmaha seniman dengan kebesaran dan keagungannya mampu menciptakan bentuk-bentuk ang menyenangkan, dan tidak ada manusia yang mengingkari keindahan dan kesempurnaan karya agung itu.

BAB III
ISLAM

Islam sebagai diin bukan saja mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT (hablu mina’llah), tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia (hablu minan-nas). Tata hubungan yang petama membentuk religi atau agama atau ibadat, yang kedua melahirkan social atau mu’amalat, yang membentuk masyarakat. Masyarakat ialah penjelmaan kebudayaan. Dengan demikian islam meliputi seluruh segi kehidupan manusia, yang tersimpul dalam istilah agama dan kebudayaan.
Hubungan agama dan kebudayaan berbeda pada pandangan islam daripada pandangan antropologi. Antropologi memandang agama sebagai bidang kebudayaan, sedangkan islam memandangnya sebagai pangkal dari tiap gerak fikir dan tindakan manusia, jadi pangkal kehidupan. Kehidupan itu di urus oleh kebudayaan. Dengan demikian agama mendahului kebudayaan dalam cara hidup manusia, bahkan agama mampu mengendalikan atau mengawal kebudayaan.
Agama bukan bidang kebudayaan, melainkan keduanya ada integrasi yang disebut diin islam. Islam diturunkan Allah SWT untuk memberikan keselamatan bagi manusia, bukan saja dalam kehidupan dunianya tetapi juga dalam kehidupan akhirat. Dalam kebudayaan yang berfungsi membina keselamatan ialah social, ekonomi, pengetahuan dan teknik, yangberfungsi membina kesenangan ialah kesenian.
Agama islam ialah tata ajaran dan amal yang diberikan Alla SWT kepada hamba-hambanya demi keselamatan dan kesenangan hamba-hambanya sendiri. Untuk mendapatkan keselamatan tuhan menggariskan suruhan-suruhannya dan anjuran-anjurannya, dan  untuk mencegah kerusakan tuhan memberikan larangan-larangan.
Risalah islam islah untuk mewujudkan keselamatan bagi manusi, eksistensi manusia berlangsung di dua tempat yakni dunia dan akhirat. Dunia dan akhirat bukan merupakan dua kesatuan, tetapi keduanya membentuk kesatuan.
Ajaran islam itu terbagi menjadi tiga kategori:
1.      Quran, berasal dari Allah sendiri, yang harus di imani atau diyakini dan diamalkan dalam kehidupan kalau manusia menghendaki keselamatan dan kesenangan di dunia dan akhirat.
2.      Hadist, berasal dari Rasulullah, menerangkan, mengulas, menafsrkan, memperinci, dan memberikan tauladan realisasi al quran dalam kehidupan sehari-hari, serta menterjemahkan suruhan dan larangan Allah yang menjadi pokok kandungan wahyu itu dalam bentuk akhlak.
3.      Ijtihad, berasal dari muslim yang ilmunya mendalam, kuat daya fikirnya dan terpuji akhlaknya, menentukan peraturan pelaksanaan quran dan hadist dalam ruang dan waktu yang berbeda dan menilai tiap perkara yang baru yang dihadapi umat islam.
Kehidupan sehari-hari itu adalah kebudayaan, kebudayaan wajib diamalkan dengan akhlak islam, yang menjadikannya kebudayaan islam, dan salah satu bidang kebudayaan itu adalah kesenian.


BAB IV
ISLAM DAN SENI


Bagi pandangan islam seni tidak masuk dalam wilayah agama, namun masuk dalam wilayah kebudayaan. Tetapi pengaruh agama kepada kebudayaan mungkin saja melahirkan seni sebagai bidang kebudayaan, yang kedududkannya setingkat dengan social atau ekonomi, politik, pengetahuan dan teknik atau filsafat. Apabila social, ekonomi, pengetahuan, dan teknik pada asasnya halal, selain daripada perkara-perkara yang diharamkan Allah, demikian pulalah kedududkan kesenian.
Menurut pandangan islam kesenian itu adalah halal, bahkan dalam hal-hal tertentu digalakan oleh al quran dan hadis.
Memandang seni itu halal, namun tidak berarti bahwa setiap unsur atu karya seni itu halal.  Setiap unsur atau karya seni dianggap harap apabila mengandung nilai yang dilarang oleh akhlak islam.
Jadi setiap karya atau aktifitas seni yang akan mendatangklan mudarat itu dilarang oleh islam dan hendaklah untuk ditinggalkan.
Salah satu yang asasi dalam seni islam ialah yang mengandung moral, walaupun tidak megajarkan moral. Karena yang mengajarkan moral adalah akhlak, sedangkan seni sekedar mengandung moral, bahkan seni haruslah mengikuti nilai-nilai akhlak islam. Nilai suatu karya atau aktivitas seni bergantung pada nilai akhlak yang dikandunganya.
Menurut pandangan islam indah dan baik itu memiliki keterkaitan, keduanya merupakan dwitunggal, dua yang satu. Pandangan demikian tergambar dalam hadis berikut:
“sesungguhnya Allah maha Indah, dia suka kepada keindahan. Sesungguhnya Allah maha baik, dia suka kepada kebaikan” (Hadis Muslim, dalam Kitabul-Iman).

  

2 komentar:

Unknown mengatakan...

dalam kehidupan ini kita tidak mungkin lepas dari adanya suatu kebudayaan. kebudayaan adalah salah satu sarana untuk mempererat hubungan masyarakat. tidak mungkin masyarakat yang sangat agamis tidak membutuhkan kebudayaa. dengan adanya kebudayaan manusia mampu menerapkan apa yang diajarkan dalam agamanya, sehingga mereka akan mengerti arti dari seni/art, yang berarti suatu keindahan dan akan menjadi sebuah adat istiadat.
APRI KUSMIYANI (09410020)

Anonim mengatakan...

hidup tanpa seni itu hampa..seni tanpa moral itu omong kosong..
maka jadikanlah seni sebagai gerak dan fikir manusia yang bermoral dan berakhlak seperti halnyaa karya tuhan yaitu islam.
Muh. Alfi Fajerin (09410102)

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons