Selasa, 10 April 2012


RESUME BUKU
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, DAN MASYARAKAT MADANI INDONESIA

Nama : Apriliya Safitri
NIM    : 09410163

Identitas Buku
Judul                          : Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia
Penulis                        : Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc, Ed.
Penerbit                      : PT Remaja Rosdakarya
Tahun Terbit             : 1999
Kota Terbit                : Bandung

BAB I
HAKIKAT PENDIDIKAN

A. Pedekatan Reduksional
1.    Pendekatan pedagogisme
Pendekatan ini melahirkan child centered education.
2. Pendekatan Filosofis, menekankan tanggung jawab manusia terhadap kehidupan dan kehidupannya sendiri.
3.  Pendekantan religius, menekankan kepada pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik bagi kehidupannya di akhirat.
4.  Pendekatan Psikologis, proses pendidikan bukan semata-mata proses belajar-mengajar mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum, namun juga teradapat kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
5.  Pendekatan Negativis, pandangan ini mengarahkan pendidikan kepad suatu proses defensif dan protektif.
6.  Pendekatan sosiologis, peserta didik adalha anggota masyarakat, oleh karena itu harus diperseiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang baik.
B. Pendekatan Holistik Integratif
Rumusan operasional mnengenai hakikat pendidikan yaitu:
1. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan          
2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia.
3. Eksisiensi manusia yang memasyarakat.
4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya.
5. Proses bermasyarakat dan membudaya memiliki dimensi ruang dan waktu.

BAB II
HAKIKAT KEBUDAYAAN

            Rumusan Edward B. Taylor menjadi titi tolak analisis mengenai hakikat kebudayaan untuk mengerti hakikat pendidikan. “Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks daripengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, serta kamampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Keterkaitan antara pendidikan dan proses pembudayaan antara lain:
1.  Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks.
2.  Kebudayaan merupakan suatu proses kreasi manusia yang a material.
3.  Kebudayaan dapat berbentuk fisik seperti hasil seni.
4.  Kebudayaan juga dapat berbentuk hukum, adat istiadat yang berkesinambungan.
5.  Kebudayaan merupakan suatu realitas yang objektif, yang dapat dilihat.
6.  Kebudayaan diperoleh dari lingkungan.
7.  Kebudayaan hidup dalam suatu masyarakat tertentu.
Dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan sebagai proses kebudayaan dan pembudayaan.

BAB III
PENDIDIKAN DALAM KEBUDAYAAN
A. Kepribadian dalam Proses Kebudayaan
Sistem kebuadayaan membrikan pengaruh secara tidak langsung kepada tingkah laku manusia meskipun diakui kepentingannya di dalam sisitem kepribadian dan sosial.
B. Tansmisi Kebudayaan
Transmisi kebudayaan berarti kebudayaan itu ditransmisikan dari suatu genarasi kepada generasi berikutnya. Proses transmisi meliputi proses imitasi, identifikasi, dan sosialisasi. Menurut Ki Hadjar Dewantara, tugas lembaga pendidikan bukan hanya mengajar untuk menjadikan orang pandai dan cerdas, tetapi mndidik berarti emnuntun tumbuhnya budi pekerti dalam kehidupan agar kelak menjadi manusia yang beradab dan bersusila.
C. Pendidikan dalam Proses Pembudayaan
Proses pembudayaan meliputi:
1.  Penemuan dan invensi (discovery and invention)
2.  Difusi, yaitu pembauran budaya-budaya tertentu.
3.  Akulturasi, pembauran budaya antar kelompok atau di dalam kelompok besar.
4.  Asimilasi, terjadi terutama antar etnis dengan sub-budayanya masing-masing.
5.  Inovasi, pembauran yang mangandalkan adanya pribadi yang kreatif.
6.  Fokus, kecenderungan di dalam kebudayaan  ke arah kompleksitas dan variasi dalam lembaga-lembaga serta manakankan pada aspek-aspek tertentu.
7.  Krisis, dapat menyebabkan dis-organisasi sosial.
8.  Visi masa depan, di dasarkan pada nilai-nilai hidup di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. 

BAB IV
KEBUDAYAAN DALAM PENDIDIKAN
A. Konsep Taman Siswa
Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, antara lain:
1.  Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, kebudayaan sebagai dasar pendidikan
2.  Kebudayaan menjadi alasan pendidikan yang bersifat kebangsaaan.
3.  Arah pendidikan yaitu mewujudkan keperluan perikehidupan.
4.  Arah tujuan pendidikan ialah untuk mengngkat derajat rakyat dan negara.
5.  Pendidikan yang visioner
B. Beberapa Pandangan Kontemporer
Lembaga pendidikan sebagai pusat kebudayaan yang merupakan salah satu pranata sosial di setiap kebudayaan. Pendidikan sebagai pranata sosial yang berwujud dalam lembaga atau institusi sekolah merupakan lembaga yang berkenaan dengan kelakuan-kelakuan tertentu yaitu interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mewujudkan sistem norma.
C. Pendidikan Budi Pekerti
Masalah-masalah moral yang terjadi dewasa ini, yaitu disebabkan oleh:
1.  Melemahnya ikatan keluarga
2.  Kecenderungan negatif di dalam kehidupan pemuda.
3.  Suatu kebangkita kembali dari perlunya nilai-nilai etik.
Tugas guru dalam pendidikan budi pekerti yaitu:
1.  Pendidik menjadi seorang model dan mentor peserta didik dalam mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan sekolah.
2.  Masyarakat sekolah haruslah merupakan masyarakat bermoral.
3.  Praktekkan disiplin moral.
4.  Menciptakan situasi demokratis dalam kelas.
5.  Mewujudkan nilai-nilai melalui kurikulum.
6.  Budaya bekerjasama (cooperative learnig)
7.  Menumbuhkan kesadaran karya.
8.  Mengmbangkan refleksi moral.
9.  Mengajarkan resolusi konflik.

BAB V
PENDIDIKAN KEBUDAYAAN
A. Modalitas dan Kelembagaan Pendidikan
Bentuk pendidikan dan lembaga pendidikan
Bentuk Pendidikan
(delivery system)
Lembaga Pendidikan
(educational institution)
Pendidikan formal
·    Sekolah (TK, PD, PM, Uniersitas)
·    Madrasah
·    Pendidikan jarak jauh (cyber learning)
Pendidikan Nonformal
·    Kursus-kursus singkat (non-ijazah formal)
·    Pelatihan-pelatihan
Pendidikan Informal
·    Masyarakat dan kebudayaan
·    Media massa
·    Perpustakaan

B. Kebudayaan Nasional dan Proses Pendidikan
Fungsi dari kebudayaan nasional Indonesia yaitu merupakan cerminan dari identitas bangsa.
C. Wujud dan Tujuan Kebudayaan Nasional
Pendidikan nasional perlu didasarkan pada inti pokok yang bersifat nasional Indonesia yaitu unsur-unsur lahir dari kebudayaan yang hidup dalam masyarakat Indonesia, tetapi kulit luarnya bersifat peradaban Barat yang berorientsai ke depan.
D. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Penegmbanagn Bahasa Daerah
Kurikulum pendidikan selain memuat kurikulum nasional juga memuat kurikulum muatan lokal.
E. Daya Cipta dan Perkambangan Kebudayaan
Orientasi Pendidikan yang cenderung menekankan pada aspek kognitif dibandingkan dengan kepribadian (afektif) menunjukkan kurangnya sumbangan pendidikan terhadap wawasan dan apresiasi kebudayaan dan kesenian.

BAB VI
KEBUDAYAAN PENDIDIKAN

Kebudayaan pendidikan merupakan gagasan, konsep, yang mendasari praksis pendidikan. Usaha untuk mengerti kubedayaan pendidikan dalam proses belajar-mengajar, melaui pandangan pedagogik:
1.  Pandangan internalis, mengenai apa yang dapat dilakukan peserta didik dalam proses pendidikan.
2.  Pandangan eksternalis, mengenai apa yang harus dilakuakan pendidik.
3.  Pandangan intersubjektif, mengenai interaksi pendidik dan peserta didik.
4.  Pandangan objektivitas, peserta didik ibarat sekumpulan semut atau kawanan domba.
Salah satu budaya praksis pendidika di Indonesia ialah intelektualisme dan verbalisme, yaitu kebudayaan pendidikan yang menekankan kepada intelektualisme membawa kepada metodologi pendidikan yang verbalistik.

BAB VII
MANUSIA BERPENDIDIKAN DAN MANUSIA BERBUDAYA
Manusia berpendidikan (educated man) dapat diartikan sebagai manusia yang telah berkembang kemampuan intelaktualnya karena pendidiakn (sekolah). Sedangkan manusia berbudaya (civilized man) adalah manusia yang menguasai dan berperilaku sesuai dengan niali-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan moral yang hidup di dalam kebudayaan tersebut. Seseprang bisa saja berpendidikan luas dan tinggi tetapi hidupnay tidak bermoral, atau dapat dikatakan bahwa orang tersebut berpendidikan tetapi tidak berbudaya.
Tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam Undang-undang bertujuan untuk mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu mengembang seluruh aspek pribadinya. Oleh karena itu, praksis pendidikan Indonesia yaitu membentuk manusia Indonesia yang berpendidikan dan berbudaya.
BAB VIII
MASYARAKAT MADANI INDONESIA
A. Kekuatan-kekuatan Global yang Mengubah Dunia
1.  Proses demokratisasi
Demokraisasi muncul ditandai dengan timbulnya kesadaran yang meningkat terhadap hak-hak asasi manusia dan tanggungjawab manusia dalm membangun masyarakatnya sendiri. Masyarakat menginginkan suau demokrasi partisipatoris yaitu maminta rakyat yang berkemampuan untuk ikut serta dalam membangun masyarakatnya sendiri.
2.  Kemajuan teknologi komunikasi dan dunia yang terbuka
Dunia terbuka telah menciptakan dunia tanpa batas. Manusia saat ini hidup dalam global village atau kampung global.
B. Masyarakat Madani Indonesia
Ciri-ciri masyarakat Madani yaitu:
1.  Kesukarelaan, masyarakat madani bukan masyarakat paksaan atau indoktrinasi.
2.  Keswasenbadaan, msyarakat memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri.
3.  Kemandirian tinggi terhadap negara, negara merupakan tangggung jawab bersama.
4.  Keterkaitan pada nilai-nilai hukum, masyarakat yang berdasarkan hukum dan bukan negara kekuasaan.
BAB IX
PENDIDIKAN UNTUK MASYARAKAT MADANI INDONESIA
Pendidikan dalam masyarakat madani Indonesia ialah proses pendidikan yang mengakui akan hak-hak serta kewajiban perorangan di dalam masyarakat.
Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam rangka membangun masyarakat madani:
1.  Pendidikan dari, oleh, dan bersama-sama masyarakat
Pendidikan harus memberikan jawaban kepada kebutuhan (needs) dari  masyarakat sendiri, bukan merupakan kepentingan penguasa, tetapi pendidikan tumbuh dari masyarakat sendiri dengan nilai-nilai yang hidup di masyarakat.
2.  Pendidikan didasarkan pada kebudayaan nasional yang bertumpu pada kebudayaan lokal.
3.  Proses pendidikan mencakup proses homonisasi dan humanisasi.
Homonisasi adalah pengembangan manusia sebagai makhluk hidup dan humanisasi berarti manusia memiliki tanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan masyarakatnya.
4.  Pendidikan demokrasi
5.  Kelembagaan pendidikan
Lembaga pendidikan sebagai pranata sosial dari kebudayaan di dalam pembangunan masyarakat madani Indonesia harusmenjiwai dan mewujudkan nilai-nilai demokrasi.
6.  Desentralisasi manajemen pendidikan nasional.
Untuk mewujudkan masyarakat madani Indonesia, maka sikap-sikap yang harus dikembangkan antara lain:
1.  Sikap demokratis, dalam proses pendidikan menumbuhkan sikap kreatif dan bebas mengungkapkan pendapat.
2.  Sikap toleran, mencerminkan kebhinekaan Indonesia.
3.  Saling pengertian.
4.  Berakhlak tinggi, beriman, dan bertaqwa.
5.  Manusia dan masyarakat yang berwawasan global.

1 komentar:

Arie mengatakan...

Hm...

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons