RESUME BUKU
PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, DAN MASYARAKAT MADANI INDONESIA
Nama :
Apriliya Safitri
NIM :
09410163
Identitas Buku
Judul : Pendidikan, Kebudayaan, dan
Masyarakat Madani Indonesia
Penulis : Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc, Ed.
Penerbit :
PT Remaja Rosdakarya
Tahun Terbit :
1999
Kota Terbit :
Bandung
BAB
I
HAKIKAT
PENDIDIKAN
A. Pedekatan Reduksional
1.
Pendekatan
pedagogisme
Pendekatan ini
melahirkan child centered education.
2.
Pendekatan Filosofis, menekankan tanggung jawab manusia terhadap kehidupan dan
kehidupannya sendiri.
3. Pendekantan religius, menekankan kepada
pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik bagi kehidupannya di akhirat.
4. Pendekatan Psikologis, proses pendidikan bukan
semata-mata proses belajar-mengajar mata pelajaran yang tercantum dalam
kurikulum, namun juga teradapat kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
5. Pendekatan Negativis, pandangan ini
mengarahkan pendidikan kepad suatu proses defensif dan protektif.
6. Pendekatan sosiologis, peserta didik adalha
anggota masyarakat, oleh karena itu harus diperseiapkan untuk menjadi anggota
masyarakat yang baik.
B. Pendekatan Holistik Integratif
Rumusan operasional mnengenai hakikat
pendidikan yaitu:
1.
Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan
2.
Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia.
3.
Eksisiensi manusia yang memasyarakat.
4.
Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya.
5.
Proses bermasyarakat dan membudaya memiliki dimensi ruang dan waktu.
BAB
II
HAKIKAT
KEBUDAYAAN
Rumusan
Edward B. Taylor menjadi titi tolak analisis mengenai hakikat kebudayaan untuk
mengerti hakikat pendidikan. “Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan
yang kompleks daripengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat,
serta kamampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Keterkaitan antara pendidikan dan proses
pembudayaan antara lain:
1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang
kompleks.
2. Kebudayaan merupakan suatu proses kreasi
manusia yang a material.
3. Kebudayaan dapat berbentuk fisik seperti hasil
seni.
4. Kebudayaan juga dapat berbentuk hukum, adat
istiadat yang berkesinambungan.
5. Kebudayaan merupakan suatu realitas yang
objektif, yang dapat dilihat.
6. Kebudayaan diperoleh dari lingkungan.
7. Kebudayaan hidup dalam suatu masyarakat
tertentu.
Dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara,
pendidikan sebagai proses kebudayaan dan pembudayaan.
BAB
III
PENDIDIKAN
DALAM KEBUDAYAAN
A. Kepribadian dalam Proses Kebudayaan
Sistem
kebuadayaan membrikan pengaruh secara tidak langsung kepada tingkah laku
manusia meskipun diakui kepentingannya di dalam sisitem kepribadian dan sosial.
B. Tansmisi Kebudayaan
Transmisi
kebudayaan berarti kebudayaan itu ditransmisikan dari suatu genarasi kepada
generasi berikutnya. Proses transmisi meliputi proses imitasi, identifikasi,
dan sosialisasi. Menurut Ki Hadjar Dewantara, tugas lembaga pendidikan bukan
hanya mengajar untuk menjadikan orang pandai dan cerdas, tetapi mndidik berarti
emnuntun tumbuhnya budi pekerti dalam kehidupan agar kelak menjadi manusia yang
beradab dan bersusila.
C. Pendidikan dalam Proses Pembudayaan
Proses
pembudayaan meliputi:
1. Penemuan dan invensi (discovery and
invention)
2. Difusi, yaitu pembauran budaya-budaya
tertentu.
3. Akulturasi, pembauran budaya antar kelompok
atau di dalam kelompok besar.
4. Asimilasi, terjadi terutama antar etnis dengan
sub-budayanya masing-masing.
5. Inovasi,
pembauran yang mangandalkan adanya pribadi yang kreatif.
6. Fokus, kecenderungan di dalam kebudayaan ke arah kompleksitas dan variasi dalam
lembaga-lembaga serta manakankan pada aspek-aspek tertentu.
7. Krisis, dapat menyebabkan dis-organisasi
sosial.
8. Visi masa depan, di dasarkan pada nilai-nilai
hidup di dalam kebudayaan bangsa Indonesia.
BAB
IV
KEBUDAYAAN
DALAM PENDIDIKAN
A. Konsep Taman Siswa
Konsep
Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, antara lain:
1. Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari
pendidikan, kebudayaan sebagai dasar pendidikan
2. Kebudayaan menjadi alasan pendidikan yang
bersifat kebangsaaan.
3. Arah pendidikan yaitu mewujudkan keperluan
perikehidupan.
4. Arah tujuan pendidikan ialah untuk mengngkat
derajat rakyat dan negara.
5. Pendidikan yang visioner
B. Beberapa Pandangan Kontemporer
Lembaga
pendidikan sebagai pusat kebudayaan yang merupakan salah satu pranata sosial di
setiap kebudayaan. Pendidikan sebagai pranata sosial yang berwujud dalam
lembaga atau institusi sekolah merupakan lembaga yang berkenaan dengan
kelakuan-kelakuan tertentu yaitu interaksi antara pendidik dan peserta didik
untuk mewujudkan sistem norma.
C. Pendidikan Budi Pekerti
Masalah-masalah
moral yang terjadi dewasa ini, yaitu disebabkan oleh:
1. Melemahnya ikatan keluarga
2. Kecenderungan negatif di dalam kehidupan
pemuda.
3. Suatu kebangkita kembali dari perlunya
nilai-nilai etik.
Tugas guru dalam pendidikan budi pekerti
yaitu:
1. Pendidik menjadi seorang model dan mentor
peserta didik dalam mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan sekolah.
2. Masyarakat sekolah haruslah merupakan
masyarakat bermoral.
3. Praktekkan disiplin moral.
4. Menciptakan situasi demokratis dalam kelas.
5. Mewujudkan
nilai-nilai melalui kurikulum.
6. Budaya bekerjasama (cooperative learnig)
7. Menumbuhkan kesadaran karya.
8. Mengmbangkan refleksi moral.
9. Mengajarkan resolusi konflik.
BAB
V
PENDIDIKAN
KEBUDAYAAN
A. Modalitas dan Kelembagaan Pendidikan
Bentuk
pendidikan dan lembaga pendidikan
Bentuk Pendidikan
(delivery system)
|
Lembaga Pendidikan
(educational
institution)
|
Pendidikan formal
|
· Sekolah (TK,
PD, PM, Uniersitas)
· Madrasah
· Pendidikan
jarak jauh (cyber learning)
|
Pendidikan Nonformal
|
· Kursus-kursus
singkat (non-ijazah formal)
· Pelatihan-pelatihan
|
Pendidikan Informal
|
· Masyarakat dan
kebudayaan
· Media massa
· Perpustakaan
|
B. Kebudayaan Nasional dan Proses Pendidikan
Fungsi
dari kebudayaan nasional Indonesia yaitu merupakan cerminan dari identitas
bangsa.
C. Wujud dan Tujuan Kebudayaan Nasional
Pendidikan
nasional perlu didasarkan pada inti pokok yang bersifat nasional Indonesia
yaitu unsur-unsur lahir dari kebudayaan yang hidup dalam masyarakat Indonesia,
tetapi kulit luarnya bersifat peradaban Barat yang berorientsai ke depan.
D. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan
Penegmbanagn Bahasa Daerah
Kurikulum
pendidikan selain memuat kurikulum nasional juga memuat kurikulum muatan lokal.
E. Daya Cipta dan Perkambangan Kebudayaan
Orientasi
Pendidikan yang cenderung menekankan pada aspek kognitif dibandingkan dengan
kepribadian (afektif) menunjukkan kurangnya sumbangan pendidikan terhadap
wawasan dan apresiasi kebudayaan dan kesenian.
BAB
VI
KEBUDAYAAN
PENDIDIKAN
Kebudayaan pendidikan merupakan gagasan,
konsep, yang mendasari praksis pendidikan. Usaha untuk mengerti kubedayaan
pendidikan dalam proses belajar-mengajar, melaui pandangan pedagogik:
1. Pandangan internalis, mengenai apa yang dapat
dilakukan peserta didik dalam proses pendidikan.
2. Pandangan eksternalis, mengenai apa yang harus
dilakuakan pendidik.
3. Pandangan intersubjektif, mengenai interaksi
pendidik dan peserta didik.
4. Pandangan objektivitas, peserta didik ibarat
sekumpulan semut atau kawanan domba.
Salah satu budaya praksis pendidika di
Indonesia ialah intelektualisme dan verbalisme, yaitu kebudayaan pendidikan
yang menekankan kepada intelektualisme membawa kepada metodologi pendidikan
yang verbalistik.
BAB
VII
MANUSIA
BERPENDIDIKAN DAN MANUSIA BERBUDAYA
Manusia
berpendidikan (educated man) dapat diartikan sebagai manusia yang
telah berkembang kemampuan intelaktualnya karena pendidiakn (sekolah).
Sedangkan manusia berbudaya (civilized man) adalah manusia yang
menguasai dan berperilaku sesuai dengan niali-nilai budaya, khususnya
nilai-nilai etis dan moral yang hidup di dalam kebudayaan tersebut. Seseprang
bisa saja berpendidikan luas dan tinggi tetapi hidupnay tidak bermoral, atau
dapat dikatakan bahwa orang tersebut berpendidikan tetapi tidak berbudaya.
Tujuan
pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam Undang-undang bertujuan untuk
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu mengembang seluruh aspek pribadinya.
Oleh karena itu, praksis pendidikan Indonesia yaitu membentuk manusia Indonesia
yang berpendidikan dan berbudaya.
BAB
VIII
MASYARAKAT
MADANI INDONESIA
A. Kekuatan-kekuatan
Global yang Mengubah Dunia
1. Proses
demokratisasi
Demokraisasi
muncul ditandai dengan timbulnya kesadaran yang meningkat terhadap hak-hak
asasi manusia dan tanggungjawab manusia dalm membangun masyarakatnya sendiri.
Masyarakat menginginkan suau demokrasi partisipatoris yaitu maminta rakyat yang
berkemampuan untuk ikut serta dalam membangun masyarakatnya sendiri.
2. Kemajuan
teknologi komunikasi dan dunia yang terbuka
Dunia
terbuka telah menciptakan dunia tanpa batas. Manusia saat ini hidup dalam global
village atau kampung global.
B. Masyarakat
Madani Indonesia
Ciri-ciri masyarakat Madani yaitu:
1. Kesukarelaan,
masyarakat madani bukan masyarakat paksaan atau indoktrinasi.
2. Keswasenbadaan,
msyarakat memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri.
3. Kemandirian
tinggi terhadap negara, negara merupakan tangggung jawab bersama.
4. Keterkaitan
pada nilai-nilai hukum, masyarakat yang berdasarkan hukum dan bukan negara
kekuasaan.
BAB
IX
PENDIDIKAN
UNTUK MASYARAKAT MADANI INDONESIA
Pendidikan
dalam masyarakat madani Indonesia ialah proses pendidikan yang mengakui akan
hak-hak serta kewajiban perorangan di dalam masyarakat.
Strategi
pembangunan pendidikan nasional dalam rangka membangun masyarakat madani:
1. Pendidikan
dari, oleh, dan bersama-sama masyarakat
Pendidikan
harus memberikan jawaban kepada kebutuhan (needs) dari masyarakat sendiri, bukan merupakan
kepentingan penguasa, tetapi pendidikan tumbuh dari masyarakat sendiri dengan
nilai-nilai yang hidup di masyarakat.
2. Pendidikan
didasarkan pada kebudayaan nasional yang bertumpu pada kebudayaan lokal.
3. Proses
pendidikan mencakup proses homonisasi dan humanisasi.
Homonisasi
adalah pengembangan manusia sebagai makhluk hidup dan humanisasi berarti
manusia memiliki tanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan masyarakatnya.
4. Pendidikan
demokrasi
5. Kelembagaan
pendidikan
Lembaga
pendidikan sebagai pranata sosial dari kebudayaan di dalam pembangunan
masyarakat madani Indonesia harusmenjiwai dan mewujudkan nilai-nilai demokrasi.
6. Desentralisasi
manajemen pendidikan nasional.
Untuk
mewujudkan masyarakat madani Indonesia, maka sikap-sikap yang harus
dikembangkan antara lain:
1. Sikap
demokratis, dalam proses pendidikan menumbuhkan sikap kreatif dan bebas
mengungkapkan pendapat.
2. Sikap
toleran, mencerminkan kebhinekaan Indonesia.
3. Saling
pengertian.
4. Berakhlak
tinggi, beriman, dan bertaqwa.
5. Manusia
dan masyarakat yang berwawasan global.
1 komentar:
Hm...
Posting Komentar