YUNI IRAWATI
(09410101)
A.
IDENTITAS BUKU
Judul buku : Paradigma Kebudayaan Islam Studi Kritis dan
Refleksi Historis(cet. 2)
Pengarang : Dr.
Faisal Ismail, M A
Penerbit : Titian Illahi Press Yogyakarta
Tahun : Januari 1998
Jumlah hal : 289 halaman
B.
KELEBIHAN dan KEKURANGAN
a.
KELEBIHAN
·
Buku paradigma kebudayaan Islam telah memperkaya
khazanah pustaka di tanah air. Buku ini cukup kritis dalam mengkaji peradaban Islam
saat ini. Kategori buku yang diminati dan mendapat sambutan yang sangat besar
dan penuh antusias dari kalangan pembaca karena telah terjual habis dalam waktu
3 bulan.
·
Penulis buku juga seorang pakar kebudayaan Islam,
sehingga telah banyak bergelut dalam kebudayaan, sehingga keobjektifannya dalam
menilai kebudayaan Islam benar- benar ditunjukkan dalam buku ini, hal itu dapat
dilihat dengan kejujurannya mengakui kelemahan dan kelebihan kebudayaan Islam
dari dulu hingga sekarang.
·
Buku paradigma kebudayaan Islam dalam cetakan
kedua hadir dalam beberapa penambahan gagasan- gagasan baru, topik baru,
perbaikan kalimat dan perbaikan kesalahan cetak, contoh: jika dalam cetakan
pertama catatan kaki ditempatkan dalam teks karangan, maka dalam cetakan kedua
catatan kaki diletakkan dibawah batang tubuh teks karangan.
b.
KEKURANGAN
·
Buku ini merupakan kumpulan karangan dan makalah
lepas, antara bagian satu dengan bagian yang lainnya tidak bisa menjadi sesuatu
yang bulat dan utuh secara sempurna.
c.
ISI BUKU
Buku yang berjudul paradigma
kebudayaan Islam: studi kritis dan refleksi historis dibagi menjadi lima
bagian:
Bagian pertama berisi suatu
kajian tentang agama dan kebudayaan dan hubungan antara keduanya. Bagian ini
diakhiri dengan sebuah studi kritis terhadap tesis- tesis kebudayaan yang
diajukan Sidi Gazalba.
Bagian kedua mencoba menyoroti secara umum sosok dan
situasi pendidikan dan kebudayaan Islam di Indonesia. Bagian ini menyajikan dan
memaparkan suatu analisis terhadap timbulnya krisis- krisis di bidang
pendidikan dan kebudayaan yang dihadapi umat Islam.
Bagian ketiga membahas perihal
subordinasi agama terhadap kesenian atau sebaliknya, apapula akibat yang
terjadi jika hal itu dilakukan. Pembahasan ini dilakukan dengan sebuah diskusi
tentang bagai mana seharusnya seniman muslim memandang, menghayati, mendekati
dan menafsirkan Tuhan.
Bagian keempat mendiskusikan
tentang Islam dalam kaitannya dengan moralitas dan modernitas, bagaimana posisi
Islam berhadapan dengan pergeseran nilai- nilai moral yang terjadi di dunia
barat, yang pengaruhnya dirasakan juga disekitar kita. Topik lain yang dikaji
dalam bagian ini adalah bagaimana pendirian kaum muslimin dan wawasan Islam
berhadapan dengan isu- isu sentral yang bertalian dengan modernisasi.
Bagian kelima diawali dengan
sketsa sejarah kebangkitan kebudayaan Islam (abad 8 hingga 13 M). Kemudian adanya analisis dan refleksi
historis, bahwa Islam dan umatnya cukup memilik peluang untuk melakukan gerakan
revivalisme dan reformisme, mencipta segarkan karya-karya kebudayaan sebagai
basis spiritual dan kultural untuk menopang proses akselerasi tarjadinya
kebangkitan kembali Islam dan ummat nya.
Ulasan tentang isi
v
Dinamika gerakan kebudayaan Islam
Abad
ke 15 Hijriyah sebagai abad kebangkitan kembali Islam. Ada 2 konsep menurut
Muzaffar, yakni:
Pertama,
konsep ini merupakan suatu penglihatan dari dalam , suatu cara pandang dalam melihat kaum muslimin deras dampak
agama di kalangan pemeluknya.
Kedua,
kebangkitan kembali Islam, disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
a.
Kekecewaan terhadap peradaban barat
b.
Gagalnya sistem sosial yang bertumpu pada
kapitalisme dan sosialisme
c.
Ketahanan ekonomi negara Islam tertentu
d.
Rasa percaya diri kaum muslimin akan masa depan
mereka.
Dinamika Islam dalam kebudayaan
sebagaimana telah dicapai dalam masa- masa keemasannya diharap bisa menjadi
tenaga penggerak bagi munculnya kejayaan budaya baru di masa depan. Kejayaan Islam
akan muncul jika benar- benar menyentuh dan membangkitkan seluruh rangsanagn budaya. Untuk itu sikap kultural
yang kreatif harus tumbuh dan menggelora dalam gerak dunia Islam.
Sebenarnya kebangkitan Islam dan
kebudayaannya tergantung kepada umat Islam sendiri, tergantung pada amal-amal
kultural yang dilakukannya. Tanpa amal- amal kultural ,kebangkitan kebudayaan Islam
akan hanya merupakan harapan dan
pengandaian.
Dalam hubungannya dengan kejayaan
masa depan Islam sudah semestinya terpanggil untuk memberdayakan energi,
vitalitas, dan etos kerjanya dalam
rangka memperkaya karya- karya budaya dalam segala aspek hidup dan
kehidupan ummat dalam memberi makna bagi manusia dan kemanusiaan.
Islam harus tampil untuk menolong
paradaban dunia dan menolong seluruh dunia kemanusiaan, karena misi utama Islam, sebagaimana diungkapkan
dalam Al qur’an : memberi rahmat bagi seluruh ummat manusia. Misi ini sudah
barang tentu akan memacu Islam dan ummatnya untuk tampil sebagia alternatif
kekuatan budaya dan sekaligus sebagi paradigma baru yang menandai munculnya
sosok baru kebudayaan dunia.
A.
Pola pola pemikiran tentang hubungan agama dan
kebudayaan
Kebudayaan
Definisi:
1.
Kebudayaan adalah manifestasi dan perwujudan
segala kegiatan dan aktivitas manusia dalam menjawab tantangan eksistensi
hidupnya
2.
Kebudayaan adlah karya dan kreasi insani,
ciptaan manusia / man- made
3.
Kebudayaan adalah khas manusia
4.
Kebudayaan adalah
merupaakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Menurut Kontjaraningrat
, kebudayaan yang beraneka ragam sifat, jenis, dan coraknya memiliki tiga wujud
yakni:
1.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari
ide- ide, gagasan nlai- nilai, norma, peraturan.
2.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas, kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.
Wujud kebudayaan sebagai benda- benda hasil
karya manusia.
Agama, din,
religie, dan religion
Masing- masing mempunyai asal- usul
sendiri , memiliki riwayat dan sejarah sendiri-sendiri, namun dalam arti teknis
– terminologis istilah- istilah tersebut mempunyai makna yang sama.
Hubungan agama dan kebudayaan
1.
Agama merupakan bagian dari kebudayan
Dengan
pandangan semacam itu, maka jelaslah bahwa telah terperangap dan terjebak ke
dalam generalisasi, semacam mencampuradukkan semua agama sebagai bagian dari
kebudayaan(termasuk kepercayaan, moral, dan hukum yang bersumber dari agama- agama).
2.
Agama bukan- wahyu merupakan bagian dari agama
3.
Agama samawi bukan merupakan bagian
kebudayaanaan Islam
4.
Agama dan kebudayaan Islam merupakan bagian dari
din Islam
2 komentar:
eh gan yang desain blog spa ya?
yang ganti slide foto n headernya ples sub2 headernya....?
aq mbok njaluk tulung diwarai,,,,
Persoalan modernisasi dan Islam sudah banyak dibicarakan orang. Disatu pihak Islam sebagai agama memiliki nilai-nilai dasar sebagai way of life yang berasal dari Al Qur’an dan Sunnah Rasul sedangkan modernisasi sendiri dianggap sebagai hasil pemikiran negara-negara Barat. Padahal modernisasi sebagai hasil rasionalisasi manusia yang mencakup pluralitas agama,budaya dan interaksi manusia lintas budaya di era kesejagatan. Tidak selamanya modernisasi itu buruk karena dengan modernisasi ini kita bisa mengikuti perkembangan zaman (bukan berarti terlena/larut) akan tetapi bagaimana dengan adanya modernisasi kita bisa menjadi seseorang yang berkualitas. Modernisasi tak perlu ditolak tetapi kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan YME harus ditingkatkan sehingga degradasi moral dapat dicegah.
RIZKA FATMAWATI (09410266)
Posting Komentar