Resensi Buku
Judul Buku : Seni Tauhid Esensi dan
Ekspresi Estetika Islam
Pengarang : Ismail Raji al-Faruqi
Penerbit : Bentang Budaya Jogjakarta
Tebal Buku : 274 halaman
Tahun Terbit : 1999
Oleh : Khanifudin/09410039
A. Alquran
sebagai seni tertinggi
Alquran
diturunkan di arab tidak lepas dari kontekstual masyarakat arab
terutama pada aspek bahasanya. Pada masa itu kesusastraan arab
merupakan puncak tertinggi peradaban maka Alquran diturunkan dengan
bahasa sastra yang tinggi melampaui sastra arab pada waktu itu
sehingga banyak yang beriman karena mukjizat Alquran dari segi
kesempurnaan bahasanya. Mukjizat sastrawi ini sebagai bukti bahwa
Alquran merupakan wahyu dari langit karena nabi sendiri tidak bisa
membaca dan menulis.
Banyak
kaum muslimin yang mempelajari Alquran sebagai karya sastra dan
berusaha mengungkap keindahan dan kemukjizatannya yang disebut awjuh
yaitu aspek-aspek yang menyebabkan Alquran sangat menarik dan
tidak bisa disamai. Mereka banyak menemukan keunggulan Alquran dari
sudut pandang seni diantaranya:
- Alquran bukan puisi atau sajak yang dikekang oleh aturan-aturan
- Terdiri dari kata dan frase yang tepat sekali mengungkapkan maknanya
- Kesesuaian ayat dan surat serta kontrasnya kata dan frase serta makna sangatlah indah
- Kaya makna dan kuat tetapi dibuat sangat ringkas
- Perumpamaan-perumpaman yang ada dan konjungsi serta disjungsi sangat indah
- Komposisi sangat tepat terjalin dan tersaji dengan indah
- Mempunyai gaya yang kuat empatik halus dan peka
- Tidak memiliki struktur sebagaimana struktur kalimat biasa dan tidak tersusun secara sistematis maupun kronologis tapi ayat dan suratnya bersifat otonom
B.
Prestasi Prosa
Prestasi
prosa dimulai pada abad kedua hijriah dikarenakan pada masa nabi
masih menggunakan hafalan, karena penyampaian dari lisan tidak selalu
tepat. Pada masa ini raji menamai sebagai abad kesederhanaan atau
shadr al Islam. Disebut sebagai abad kesederhanaan karena
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut yaitu:
- Keringkasan penyampaian gagasan dan makna dengan sedikit mungkin kat-kata
- Bebas dari tambahan-tambahan krena sudah indah tanpa itu semua
- Menunjukkan maknanya tanpa menyatakan dengan terbuka
- Jalinan yang kuat antara kata-kata dengan gagasan tidak menghilangkan pengucapan yang manis dan jelas serta menggairahkan.
Selanjutnya pada jaman dinasti umayyah disebut masa tawazun.
Gaya ini merupakan imitasi dari gaya Alquran yang ungkapan dan jumlah
suku kata, panjang dan bentuknya sama atau simetris. Sebuah suku kat
dikatakan memiliki gaya tawazun jika suku kata dalam setiap
ungkapan memenuhi aturan diatas.
Pada periode Abasiyah disebut klimaks yaitu jaman saj’
dan badi’. Saj’ merupakan prosa yang
frase-frasenya bersajak dalam kelompok dua atau lebih. Aturannya
adalah bahwa kata-kata harus manis dan nyaring. Sedangkan badi’
adalah gubahan berupa frse-frse yang identik dlam suku katanya bahkan
dalam bentuk huruf tanpa tanda diakritis tapi berbeda makna.
C.
Kaligrafi
Sejarah
munculnya kaligrafi dipengaruhi dipengaruhi oleh Alquran yang
menjadikannya bentuk seni dan kebudayaan Islam. Seni tulis sudah ada
sejak sebelum masa nabi, kemudian pada saat nabi menerima wahyu
banyak para sahabat yang menulisnya dibatu, kayu, pairus, tanah liat
dan lain-lain. Pada masa abu bakar, atas desakan dari sahabat umar
terciptalah mushaf untuk pertama kalinya. Pada masa khalifah usman
Alquran dibuat sama isinya yang terkenal dengan nama mushaf usmani.
Gaya yang terkenal pada masa itu adalah kufi dan naskhi
gaya ini jelas, sederhana dan mudah dibaca, penciptanya adalah Ibnu
Muqlah dari Bagdad. Untuk dekorasi arsitektur dan emblem digunakan
tsulut, maghribi dan qurtubi dari kordoba.
Semakin
meluasnya agama Islam diimbangi dengan kesadaraan pemeluknya yang
semakin meningkat sehingga mempengaruhi seniman-seniman didunia Islam
dan melahirkan kaligrafi kontemporer seperti kaligrafi tradisional,
figural, ekspresionis, simbolik dan abstrak murni.
D.
Ornamentasi
Ornament
adalah motif dan tema yang dipakai pada benda seni, bangunan atau
permukaan apa saja tetapi tidak memiliki manfaat structural dan guna
pakai. Dalam Islam seni ornamentasi tidak hanya tambahan pada
permukaan saja pada karya seni yang telah selesai atau hiasan tanpa
nilai. Ornamentasi dalam seni Islam harus dapat menciptakan karya
seni yang membawa penikmatnya mencapai kesadaran transendensi ilahi.
Selanjutnya ada transfigurasi yaitu menyiratkan perubahan bukan hanya
perubahan semata melainkan perubahan yang meninggikan, mengagungkan,
dan meningkatkan spiritualitas. Disamping itu juga harus memenuhi
fungsi transfigurasi struktur dan pengindahan. Pola-pola infinit yang
mendasari susunan struktural atau biasa disebut sebagai arabesk
mmpunyai beberapa struktur, diantaranya: struktur multiunit, struktur
saling mengunci, struktur berkelok dan struktur berkembang.
E.
Seni Ruang
Seni
ruang dalam Islam terbagi menjadi beberapa bagian, pertama
seni yang memerankan peran ekstraornamentasi seperti pelengkung
gapura, jembatan, terowongan air dan sebagainya. Kedua
arsitektural yaitu karya seni yang menambahkan ruang interior kepada
dimensi-dimensi horizontal dan vertical yang memberi kesan kedalaman
(dept), volume dan massa. Ketiga lanskaping yaitu suatu
bentuk seni seperti hasil karya hortikultura (penanaman dan
pemeliharaan) serta seni aquakultur ( artistic penataan kolam, air
mancur dan air terjun serta kanal). Keempat urban dan rural
design yaitu tata kota tentang hubungan antara satu bangunan dengan
bangunan lain, ruang terbuka, kampong, kompleks, desa atau kota.
Ciri-ciri
utama seni ruang yaitu adanya overlay atau penutup, yaitu pemakaian
ornament pada seni bangunan. Transfigurasi bahan, yaitu pemilihan
bahan yang berupa sifat alami, tekstur dan pola-pola infinit yang
menutupi bahan tersebut.Ttransfigurasi struktur, yaitu memperbanyak
hiasan dengan cara abstraksi dan naturalisasi. Transfigurasi ruang
tertutup, yaitu dengan mengurangi kesan kemampatan pada ruang
misalnya pembuatan kubah pada atap masjid. Ambiguitas fungsi,
merupakan hasil dari prsepsi seniman Islam yang menyatakan bahwa
ruang itu tidak hanya dibatasi untuk satu tujuan kegunaan saja,
misalnya ceruk sebagai penunjuk arah kiblat pada masjid.
F.
Seni Suara
Seni
suara dalam bahasa arab dikenal dengan handasah al shawt hal
ini menunjukkan bahwa istilah musik sangat sempit dibandingkan dengan
istilah tadi yang berlaku untuk semua jenis aransemen dan ritme
artistic vokal serta aransemen. Seni suara dalam Islam mempunyai
beberapa faktor yaitu kategori jenis musik, kontks pertunjukan, para
pemain, partisipasi hadirin, ekstensi historis dan relevansi
interregional.
Model
seni suara dalam lagu Alquran pada dasarnya homogen karena ada
tradisi qiro’ah dengan begitu tetap ada kontinuitas dalam tradisi
lagu Alquran. Untuk lagu panggilan sholat atau adzan biasanya akan
beragam serta untuk puji-pujian kepada nabi Muhammad SAW atau yang
biasa disebut dengan sholawatan. Contoh barzanji, rebanah,
kompang, hadrah, naat, melvit dan miraciye demikian
sebutan untuk lirik-lirik sholawatan dibrbagai negara.
Kelebihan
Buku
ini membahas dengan detail mengenai seni sastra dalam Islam seperti
kaligrafi, ornamentasi, seni ruang dan seni suara. Semuanya dibahas
dengan memberi contoh-contoh yang jelas dan diambil dari berbagai
negara-negara muslim diseluruh dunia. Hal ini menjadikan wawasan
tentang seni Islam semakin luas dan menambah rasa ingin tahu tentang
kesenian Islam diseluruh negara-negara Islam didunia.
Kekurangan
Menurut
saya kekurangan buku ini dalam menyajikan contoh tidak disertai
dengan gambar. Alangkah baiknya jika contoh disertai dengan gambar
maka akan menambah kjelasan bagi pembacanya.
2 komentar:
seni Islam memang sesuatu yang luar biasa dan menjadi trandsetter pada zamannya. tapi, sekarang seni dan kebudayaan islam sudah mulai dilupakan dan ditinggalkan. kenapa seperti ini????
wallahu'alam,,,
muhammad alfian (09410080) :)
pada zaman dahulu seni suara masih kental dalam kebudayaan Islam. Banyak orang-orang yang bermunculan dalam bidang seni suara, seperti adanya sholawat, qiraah, dan qosidahan. tetapi, kondisi sekarang ini jauh berbeda, orang-orang sekarang banyak yang meninggalkan sholawat, bahkan ada yang mengatakan seni suara, seperti sholawat, qiraah, dan qosidahan adalah bid'ah. jadi, harus ditinggalkan. Bagaimana melihat kondisi yang demikian?
APRI KUSMIYANI (09410020)
Posting Komentar