Senin, 04 Juni 2012


Nama              : Muhammad Shofa Zainuddin
NIM                : 09410250

Judul Buku      : Paradigma Kebudayaan Islam
             Studi Kritis dan Refleksi Historis
Penulis             : Dr. Faisal Ismail, M.A
Penerbit           : Yogyakarta, Titian Ilahi Press
Tahun Terbit    : 1996
Tebal buku      : 289 hlm, 21 cm

A.    Islam dan Kebudayaan di Indonesia
Dalam buku ini diterangkan bahwa, potret Islam di Indonesia belum semaksimal mungkin sesuai yang disamapaikan oleh W.S. Rendra seorang dramawan, penyair dan budayawan dalam orasinya di Masjid IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1971. Terdapat tiga poin dalam orasinya yaitu:
a.       Ummat Islam tidak hadir secara fungsional dalam tata kehidupan masyarakat.
b.      Ummat islam seakan-akan bukan sahabat kemanusiaan lagi.
c.       Ummat Islam cenderung menjadi masyarakat tertutup.
Mencoba untuk menyoroti secara umum sosok dan situasi pendidikan dan kebudayaan Islam di Indonesia. Menyimak paparan yang disampaikan dalam orasinya di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah memberikan gambaran tentang situasi Islam di Indonesia saat ini. Dikarenakan mereka kurang mengenal dan bersahabat deng ilmu pengetahuan. Ummat Islam di Indonesia sangatlah besar, namun tidak dapat memfungsikan kebesarannya.
Adapun strategi kebudayaan dan pembaharuan pendidikan Islam yang diketahui bahwa terdapat pemahaman tentang Islam itu sendiri, dengan adanya perbedaan pemahaman tersebut sering terjadi pertikaian antar umat Islam. Di saat masa tersebut, umat Islam tidak sadar bahwa kultur Barat yang cenderung membawa pengaruh negative telah masuk di Indonesia. Oleh sebab itu, seorang pendidik mempunyai tanggungjawab melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Semuanya itu, difungsikan untuk mengubah dan meluruskan sikap dan cara berpikir ana-anak Islam sehingga mereka menjadi Muslim seutuhnya.
Menurut A.R Baswedan ketika dalam “Simposium Museum Pendidikan” mengatakan bahwa pengembangan museum budya Islam harus diiringi dan ditunjang dengan gerakan kebudayaan. Ini merupakan hal penting Karena ikhwal kebudayaan adalah masalah yang sangat vital dalam pengembangann Islam. Selain itu, generasi muda Islam saatnya tampil guna ikut aktif dalam menggerakkan kebudayaan Islam bagi pembangunan bangsa.
Strategi yang perlu digunakan yaitu memalui pendekatan yang tidak hanya teoritis, melainkan praktis. Dari pendekatan ini, akan direncanakan arah dan masa depan kebudayaan yang memungkinkan terciptanya amal-amal kultur dan karya-karya budaya. Strategi budaya harus mampu menggerakkan daya kreatif dan daya potensial ummat dalam memberi warna dan arti bagi kebangkitan kembali Islam.
Strategi kebudayaan dalam suatu segi harus bermakna dan berintikan pembaharuan pendidikan Islam, karena pendidikan merupakan sub sistem  dalam keseluruhan satuan budaya. Pendidikan dan kebudayaan dapat dipandangsebagai refleksi kehidupan intelektualdan kultural ummat dalam misi perjalanan kehidupan.
Pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi bukanlah sekadar kegiatan mewariskan harta kebudayaaan terdahulu kepada generasi pengganti yang bersifat pasif menerima apa adanya. Namun seorang pendidik harus berusaha melatih para mahasiswa untuk lebih bersifat direktif, dan mendorong mereka agar berupaya untuk maju, kreatif dan berjiwa membangun.
Menurut Sidi Gazalba tentang penilaian takdir  bahwa dengan segala kemungkinan perkembangan potensi kecerdasannya telah ikut memberikan sumbangan sangat berharga dan bernilai bagi dunia pemikiran kebudayaan. Sebagai seorang pendidik, sebaiknya lebih kritis dalam menghadapi paradigma dari tokoh yang satu dengan yang lain.
Pemikiran Gazalba mengatakan bahwa agama Islam adalah setingkat dengan kebudayaan Islam dan masing-masing merupakan bagian dari din Islam, merusak nilai-nilai kesucian ,keaslian, dan kemurnian Islam. Pemikiran ini sangatlah berbahaya karena dapat merusak akidah kita bahkan peserta didik yang imannya masih lemah selain itu, jelas dikatakan bahwa Islam seluruhnya adalah wahyu.
     
B.     Kebersamaan dan kebersenimanan

Diantara agama dan kesenian ada juga mengandung akibat negative. Yaitu ketika agama terhadap kesenian dan kesenian terhadap agama. Namun ada juga segi positif dari kedua belah pihak, yaitu mengembangkan kesenian dari sosok kebesaran agama dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
Kesenian Islam semakin lama akan mengalami kemacetan bahkan lenyap sama sekali karena ummat Islam di Indonesia kelebihan mengenai kesenian. Kelebihan yang mengakibatkan kurang menaruh perhatian terhadap kesenian tersebut.  Sehingga serng kita menjadi saksi akan perubahan yang dilakukan masyarakat untuk menuntuk hal-hal yang bersifat modern.
Antara rasa seni dengan agama terkadang terjadi pemberontakan yang menganggap bahwa agama (Islam) sebagai belenggu atas kebebasan mereka (seniman) dalam mengkreasikan karyanya. Dengan kasus tersebut, maka sebagai calon seniman sebaiknya dapat menempatkan posisi dalam kesenimannya yaitu selain mengasah daya kreativitasnya intuisi dan imajinasinya, harus juga mendalami penghayatan dan pengalaman agama secara intens, sehingga terdapat keseimbangan antara emosi dan akal. Dengan begitu, akan terjadi keharmonisan antara kesenimanan dengan keimanan.

Membicarakan antara Islam sebagai agama, Moral dan Modernitas sangatlah berperan penting dalam kehidupannya. Berbicara ketiga hal tersebut akan membawa ke dalam dunia yang selalu menghasilkan gaya hidup. Apalagi tren fashion atau sebagainya mmembuat manusia seakan telah diperbudak oleh uang. Semua yang dihasilkan oleh manusia tidak diajarkan langsung dalam agama. (Islam). Namun yang perlu diperhatikan dalam berkreasi mambuat sesuatu seni yaitu tentang fungsi ataupun tujuan yang akan dicapai. Islam tidak melarang kreasi (estetika) dalam mendisain model pakaian, islam justru menginginkan kreatifitas terus berkembang akan tetapi harus tetap memperhatikan nilai-nilai dalam islam, yaitu dalam berpakaian harus menutup aurat.



C.    Islam dan Kebudayaan Global
Sejarah telah mencatat antara pertengahan abad 8 sampai permulaan abad 13 Masehi, ummat Islam pernah mencapai puncak kebesaran dan kejayaan. Pada bab kebudayaan Islam di Andalusia dalam lintas sejarah ini, baik Daulah Islam di Timur (Daulah Abbasiyah) yang berpusat di Bagdad, maupun Daulah Ummayah  yang berpusat di Cordova. Keduanya mmeperlihatkan berbagai kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Estetika, ilmu pengetahuan dan kesusastraan dipelopori oleh al hakam (961-976) yang mengabdikan hidupnya untuk kemajuan dan kemakmuran rakyat dan negerinya. Pada masa kekuasaannya, rakyat merasakan nikmatnya keadilan dan kemakmuran yang melimpah ruah.
Islam di Andalusia muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya.Kesenian, kesusastraan, arsitektur, kedokteran, filsafat, dan bidang-bidang kebudayaan lain tumbuh dan berkembang dengan maraknya.  
Mengenai sumbangan Islam kepada kebangkitan kebudayaan barat, telah banyak diberikan oleh Islam. Yang paling menonjol dari sumbangan-sumbangan tersebut yaitu:
1.      Bidang kedokteran, dokter Islam, al-Kindi, telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjamahkan ke dalam bahasa Latin menjadi Optics.
2.      Bidang astronomi dan ilmu pasti, sarjana Islam al-Khawarizmi menulis buku Al Jabr wa al-Muqabah yaitu suatu buku standar ilmu pasti.
3.      Bidang filsafat, filosof Barat  yaitu Ibnu Rusyd.
4.      Bidang ilmu sejarah dan sosiologi, Ibnu Khaldun berperan penting dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran untuk sarjana Barat.

Situasi global dewasa ini mengakibatkan peradaban dan kebudayaan Barat modern melahirkan generasi yang urak-urakan, pemberontak. Terjadinya industrialisasi menjadikan peradaban menjadi lebih mengenakan, karena segala bentuk kebutuhan telah dibuat dari proses industri. Industrialisasi disatu pihak telah mampu memberikan kenikmatan, keenakan, kemudahan bagi kehidupan manusia, tetapi dilain pihak menimbulkan keadaan yang sebaliknya “aliensi manusia”. Keretasingan manusia terhadap alam, terhadap manusia sesamanya dan terhadap Tuhan.
Siklus Jahili dapat dianggap sebagai sebuah tantangan dan mejadi sebuah harapan. Tantangan karena jaman jahiliyah telah melahirkan kaum pemabuk, perampok, pezina, penumpahan darah, dan para penjudi. Mereka hidup sepanjang bimbingan kekerasan, imoralitas dan kriminalitas. Sebuah harapan lahir, karena berakhirnya jahiliyah tersebut, terdapat kesempatan untuk masuknya jaran-ajaran Islam. Dalam Islam tidak ada pemisahan antara urusan ibadat dan urusan kemasyarakatan dan kebudayaan, karena Islam adalah suatu kebulatan tuntunan hidup, tuntunan jiwa, suatu system kemasyarakatan dan dasar kekuatan dan tatanan kultural.
Berbicara tentang kebudayaan Islam di masa depan nampaknya sangat perlu membangkitkan ummat Islam sebagai penggerak bagi munculnya kejayaan budaya baru. Kebudayaan Islam yang benar-benar menyentuh dan membangkitkan seluruh rangsangan budaya. Oleh sebab itu perlunya sikap kultural yang kreatif yang tumbuh dan menggelora dalm gerak dunia Islam.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons