Selasa, 28 Februari 2012

Budaya dan Seni

Pengertian Seni Budaya Islam

  1. Meunrut Quraisy, ialah ekspresi tentang keidahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (kembali ke fitrah)
  2. Sedangkan menurut Sayyed Hussein Nasr, yaitu keahlian mengekspresikan ide dan pemikiran estetika dalam penciptaan benda, suasana atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah dengan berdasar dan menuju pada qur’an dan Hadis.

Analisis:
·         Dari definisi diatar, asumsi yang ditawarkan Quraisy Hisab, yaitu lebih beranggapan bahwa manusia memiliki bawaan potensi sejak lahir untuk mengekspresikan alam dan apa yang ada di sekitarnya menjadi sebuah kebudayaan. Sedangkna asumsi Nasr, lebih pada proses kehidupannya, yaitu pada apa yang didapat orang tersebut selama hidupnya yang mempengaruhi pola pikirnya sehingga dapat menghasilkan suatu yang dapat dijadikan sebagai suatu budaya. ........

BUDAYA MASYARAKAT MELAYU DI PULAU NGENANG

BUDAYA MASYARAKAT MELAYU DI PULAU NGENANG
Telah kita ketahui bersama bahwa Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, hal itu dikarenakan banyaknya pulau – pulau yang berdomisili diIndonesia, bahkan sampai puluhan ribu. Dan pulau – pulau tersebut tergabung didalam lima kepulauan utama/besar diindonesia, yakni pulau Sumatra, pulau Kalimantan, pulau jawa, pulau sulawesi, dan pulau irian/papua. Dalam pernyataan tersebut bagaimana kita bisa percaya kalau hal itu benar adanya, tanpa didukung oleh data – data empiris. Maka berikut ini data terakhir yang saya peroleh menurut departemen dalam negeri berdasarkan laporan dari para gubernur dan bupati/walikota, pada tahun 2004 indonesia memiliki 7.870 pulau yang bernama, sedangkan 9.634 pulau tak bernama, dan yang berpenghuni / mempunyai peradaban serta budaya hanya 6000 pulau. Jadi secara keseluruhan hampir dua puluh lima ribu pulau yang dimiliki oleh Indonesia, dan hal ini seharusnya patut kita banggakan, tetapi kita patut prihatin juga bahwa Negara kita / Negara Indonesia disebut – sebut oleh Negara tetangga kita sebagai Negara yang hanya bisa mengklaim bahwa itu adalah milikku dan tidak memperdulikan nasib pulau – pulau tak bertuan tersebut.
Pada diskusi kelompok kali ini kami mengambil tema tentang budaya dan peradaban masyarakat dipulau ngenang. Pulau Ngenang adalah salah satu pulau terpencil diindonesia yang sudah mempunyai peradaban dan budaya yang boleh dibilang lebih maju daripada pulau – pulau disekitarnya. Pulau ngenang terletak di kawasan pulau Sumatra lebih tepatnya dipulau batam. Meskipun pulau batam terkenal dengan pintu gerbang perdagangan dunia atau go expo international, tidak menutup kemungkinan juga terdapat kawasan – kawasan hampa transportasi atau tidak terjangkaunya faham modernism. Maka ada peribahasa yang kami rasa cocok untuk mewakili hal ini yaitu ” tiada gading yang tak retak” sekaliber / sekampiunnya makhluk ciptaan tuhan pasti ada kekurangannya.
Masyarakat Pulau ngenang pada umumnya memakai bahasa melayu, yakni cenderung memakai vocal “e” dalam melafalkan kata dalam bahasa Indonesia yang akhirannya “a”. huruf “r” kalau berada diakhir kata jadi luluh ( hampir hilang ). kemudian dalam etika berbicara sopan terhadap orang yang lebih tua tidak menggunakan kata saya, dia, dan kamu, tetapi menyebutkan nama orang yang bersangkutan. Pulau Ngenang mempunyai tradisi 3 S, yaitu sebar sapa, senyum, dan salam. Sehingga jarang orang baru ( bukan penduduk sana ) yang berkunjung keNgenang merasa terdhlolimi atas sikap dan respon dari masyarakatnya.
Kesenian kompang adalah salah satu kesenian warisan budaya pulau Ngenang. Kompang adalah sejenis alat musik yang ditabuh, yang dimainkan oleh beberapa penabuh, dan satu vocal. Dan Digunakan sebagai pengiring pengantin dan penyambutan tamu kehormatan dari luar daerah. Kemudian baju keseniannya adalah baju melayu, balas pantun dalam acara – acara resmi misalnya dalam acara pernikahan atau lebih tepatnya pada waktu menjelang ijab qobul, dan sebelumnya ada pertunjukan pencak silat baik dari calon mempelai pria dan calon mempelai wanita. Dan mungkin masih banyak lagi kesenian yang tidak dapat kemukakan.
Tradisi masyarakat dipulau Ngenang bersifat semi pleksibel, yakni meskipun ikut perkembangan zaman tetapi nilai tradisionalnya tetap tidak luntur. Diantarannya seperti yang telah dijelaskan diatas. Adapun system religi / keagamaan pulau Ngenang sama seperti daerah – daerah yang sudah terjamah oleh peradaban kota pada umumnya. Seperti adanya organisasi pemuda masjid yaitu organisasi pemuda pulau tersebut yang menggunakan masjid sebagai tempat syiar agama islam, organisasi penyuluh yaitu organisasi para tokoh agama yang bergerak dibidang syiar keislaman, dan mungkin masih banyak lagi yang belum saya muat disini.
Mata pencaharian masyarakat di pulau Ngenang pada umumnya adalah nelayan, sehingga ada komunitas para nelayan. Alat – alat yang juga tak kalah penting dalam pencarian nafkah mereka adalah sampan, yaitu perahu kecil yang menggunakan dayung untuk penggerak jalan dan digunakan untuk mencari ikan. Pompong, yaitu perahu yang menggunakan diesel untuk penggerak jalan, dan biasanya alat ini disamping sebagai alat pencari ikan, juga sebagai alat transportasi. Kelong, yaitu jebakan ikan yang terbuat dari bambu. Adapun organisasi sosial pada masyarakat dipulau ngenang diantaranya adalah koperasi, organisasi RT/RW, dan organisasi perangkat Desa. Untuk system pengetahuan sama dengan masyarakat – masyarakat yang sudah terjamah oleh peradaban kota, namun hanya ada sedikit perbedaan bahkan bisa dikatakan sebagai kendala adalah sarana pendidikan yang kurang memadai, seperti alat fotocopi, listrik, dsb. Namun ada juga yang menarik dari system pengetahuan pada lembaga pendidikan pulau tersebut, yakni pendidikan hard skill, seperti bagaimana cara mengelola kelas, cara berwira usaha, dll.
Demikianlah yang dapat kami uraikan tentang unsur – unsur budaya pada masyarakat dipulau ngenang. Semoga memberikan manfaat bagi kita bersama. Amin ya robbal Alamiin.


By : Kelompok V ( lima )
Anggota :
Zumrotun Nikmah
Moh. Taufiqurrahman
Moh. Shofa 
Siti nur khomsah 
Irma yanti Zulaikah
Islamiyah Nur jannah
Yulia kurniawati
Riska fatmawati


Pengembangan Budaya dan Seni dalam PAI

Pengembangan Budaya dan Seni dalam PAI

Kelompok 1
Nur Dian Prutanto         09410001            Apri Kusmiyani                          09410020
Farida Nur Hikmah       09410006            Farida Rifqi Amalia (Kelas A)    09410031
Yu’timaalahuyatazaka    09410007            Khanifudin                                 09410039
Samsul Arifin                09410010            Nurul Solikhah R                        09410047
Sumarni                        09410018            Syarifah Mukaromah                  09410048

1.    Masyarakat Kebumen
a.    Bahasa             : Jawa Ngapak
b.    Kesenian         : Barongan, wayang
c.    Sistem Religi    : Ponpes, tahlilan
d.    Sistem mata pencaharian: Petani, pengrajin, pedagang, pembuat gula jawa
                               Kota    : Pompa/PAM
                               Desa    : Sumur
e.    Sistem pengetahuan    : Membuat gula, gerabah, anyaman bamboo, klanting
f.    Organisasi Sosial    :  Paguyuban


2. Perbandingan tentang Seni Budaya Islam antara Quraisy shihab dan Husein Nasser
a.    Quraisy Shihab
Seni budaya Islam : beliau mengungkapkan bahwasannya seni budaya islam sebagai sebuah pendekatan dengan objek yaitu alam, hidup dan manusia dalam usahanya untuk menuju kebenaran.
b.    Sayyed Husein Nasser
Seni budaya Islam : beliau mengungkapkan bahwasannya seni budaya islam merupakan sebuah ide/ pemikiran tentang sesuatu yang dianggap indah kemudian mencari/merujuk dalil dari Qur’an dan Hadist sebagai landasan.

unsur seni budaya imogiri dan definisi seni budaya

Hasil diskusi Pengembangan Budaya dan Seni

Nama anggota kelompok 6:

1. Anisatun Nur Laili (09410275)
2. Solihati (09410279)
3. Damar Andi Wicaksono (09410280)
4. Puput Rahmat Saputra (09410281)
5. Mu,arif salam (09410283)
6. Samsul Munawwar Habibi (09410273)
7. Heri Setiono (09410282)
8. Akhmad Fathul Hakim (09410286)
9. Paryadi (09410285)
10. Muhammad Abdul Rozak (10410086) 


Uraikan 7 Unsur budaya dari suatu masyarakat?
Budaya Masyarakat di Imogiri, Bantul, Yogyakarta
Dari segi bahasa
Bahasa yang dipakai masyarakat yakni, bahasa Jawa..
Jawa ngoko untuk temen sebaya
Jawa halus untuk berbicara kepada orang yang lebih tua, atau di acara acara resmi seperti resepsi pernikahan,dsb…

Seni
Seni yang ada di imogiri yakni:
Seni membatik
Seni membuat gerabah

Sistem Religi
Mayoritas masyarakat disini beragama Islam. Seperti masyarakat Jawa pada umumnya, masyarakat di Imogiri masih bersistemkan religious Islam kejawen, masih bisa kita jumpai acara Tahlil, maulud nabi, Meski dari masyarakat ada yang ber-Islamkan Muhamadiyah, dan sebagian lagi NU. Tapi meski begitu tidak diketemukan adanya perbenturan yang berarti.
Sistem mata pencaharian
Sebagai daerah yang terletak di wilayah yang agraris, masyarakat Imogiri mayoritas menggantungkan hidup dari pertanian, dan sebagian yang lain pedagang, pengrajin, karyawan, buruh, serta pegawai.
Sistem peralatan hidup
Seperti masyarakat desa pada umumnya, masyarakat imogiri masih kental dengan peralatan hidup tradisional, seperti tungku untuk memasak, lincak bambu untuk meubel, 
 Organisasi Sosial
Orsos yang ada di Imogiri antara lain; karang taruna, IRMA (ikatan Remaja Masjid), POSYANDU, dsb…
 Sistem Pengetahuan
Keahlian yang autodidak dimiliki oleh masyarakat imogiri antara lain; tekhnik pertukangan, membuat gerabah, kerajinan, membatik, bercocok tanam, dsb…

Bandingkan 2 definisi Seni budaya Islam (kelebihan dan kekurangan) antara M. Quraish Sihab dan Sayyed Husein Nasr
M. Quraish Sihab
Seni Budaya Islam yakni ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan Islam tentang alam, hidup dan manusia yang mengantarkan menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (sesuai cetusan fitrah).
(+) disini Prof. Dr. M. Quraish Sihab mendetailkan bahwa SBI itu tak terbatas pada karya manusia, akan tetapi lebih luas lagi SBI membicarakan alam, kehidupan dan karya manusia itu sendiri.
Sayyed Husein Nasr
Seni Budaya Islam adalah keahlian mengekspresikan ide dan pemikiran estetika dalam penciptaan benda. Suasana / karya yang mampu menimbulkan rasa indah dengan berdasar dan merujuk kepada al- Qur’an dan al- hadits.
(-) jika kita telaah SBI menurut Sayyed terlalu sempit kepada Seni, (disini disebutkan penciptaan benda).
Oleh karena itu kelompok kami lebih cenderung merekomendasikan SBI dalam pengertian yang telah dipaparkan Prof. Dr. M. Quraish Sihab. Alasannya tentu keluasan makna SBI yang dicangkup dari pemikiran beliau.

Minggu, 26 Februari 2012

Analilis Tujuh Unsur Kebudayaan dan Kelemahan-Kelebihan dalam Definisi

          NAMA KELOMPOK :
1.     Winda Permanasari              (09410134)
2.     Ida Ardila                              (09410137)
3.   Maesaroh Mardani               (09410149)
4.  Anastasya Dansy N               (09410156)
5.     Apriliya Safitri                      (09410163)
6.     Arif Febrianto                       (09410166)
7.    Sugeng Fitri Aji                     (09410177)
8.    Fathul Muslim                       (09410187)

Hasil Diskusi Kelompok :

ANALISIS 7 UNSUR KEBUDAYAAN di KALIMANTAN TENGAH
(Bahasa, Kesenian, Sistem Religi, Sistem Mata Pencaharian, Sistem Peralatan Hidup, Organisasi Sosial, dan Pengetahuan)

·         Bahasa :
Bahasa yang di gunakan dalam masyarakat ada 2 (dua) antara lain ialah :
1.      Mendawai, contohnya makan : kuman, minum : mihup
2.      Raja, contohnya neya’ : nenek
·         Kesenian :
Kesenian di daerah Kalimantan Tengah yang masih bertahan sampai sekarang antara lain:
1.      Upacara adat : bahonggas, upacara ini untuk balita yang usia kurang lebih 1 tahun

2.      Makanan khas : coto menggala (coto singkong), biasanya sebagai hidangan jika ada upacara adat
3.      Kerajinan : tudung saji (hiasan dinding menyeruapi alat untk menutup hidangan) terbuat dari rotan
 
Pengrajin sedang membuat tudung saji


 baju yang terbuat dari kulit pohon kapua.

Kecubung, batu permata khas kalimantan

·         Agama : kaharingan (kepercayaan nenek moyang, masih sangat kuat mitosnya)
·         Mata pencaharian :
1.      Nelayan : memakai bubu’ (perangkap ikan),

 melunta’ (menebar jaring ikan).

2.      Berladang dengan cara membabat hutan, alat yang digunakan ‘mandau’ senjata khas kalimantan.
 
 Kegiatan bahuma                      mandau

·         Sistem peralatan :
1.      Sikat untuk mencuci baju, terbuat dari tambang kecil yang disimpul bulat.

2.      Penggaruk, terbuat dari sabut kelapa.
 
Belakang                 depan

3.      Puff mandi, terbuat dari benang yang dibentuk menjadi seperti lunta’.
 Sabut manduy (sabut = sikat, manduy = mandi)

4.      Besei, kayuh yang terbuat dari kayu ulin, yang gunanya untuk mengayuh.

·         Organisasi :
1.      Perkumpulan pemuda dayak, biasanya kalau ada tamu yang datang tugasnya menyambut tamu tersebut. Pemuda-pemudi menari sebagai sambutan.

·         Sistem pengetahuan :
1.      Tanpa sekolah formalpun, hanya dengan pengetahuan yang terbatas, masyarakat dayak bisa membuat tudung saji menjadi hiasan dinding.
2.      Membuat baju dari kulit pohon kapua, sehingga jika dipakai tidak merasa gatal dibadan.



ANALISIS KELEMAHAN dan KELEBIHAN

A.    Kelemahan dan kelebihan dari dua definisi seni budaya islam menurut pendapat Muhammad qurays shihab dan sayyed husain nasr.
1.      Seni budaya islam adalah expresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (sesuai cetusan fitrah)..(qurays shihab)
2.      Seni budaya islam adalah keahlian mengexpresikan ide dan pemikiran estetika dalam penciptaan benda, suasana atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah dengan berdasar dan merujuk pada Alquran dan Hadits.. (sayyed husain nasr)
Dari kedua definisi tersebut terdapat perbedaan antara definisi keduanya dipandang dari sudut kelemahan dan kelebihannya:
1.      Dari definisi yang diungkapkan Muhammad qurays shihab, bahwasanya suatu keindahan sudah menjadi fitrah yang ada dalam diri manusia itu sendiri, artinya setiap manusia pasti memiliki rasa indah dalam dirinya ketika ia menjumpai hal-hal yang menakjubkan atau suatu ciptaan yang ada dibumi. Tanpa harus ia mengexpresikan ide-ide dan pemikiran dalam wujud benda atau suatu karya, manusia sudah dapat merasakan keindahan, cakupannya pun luas, hanya saja seni budaya islam qurays shihab hanya dilihat dari sisi pandangan islam saja tentang alam, hidup dan manusia, tanpa dijelaskan rujukannya.
2.      Sedangkan definisi yang diungkapkan oleh Sayyed husain nasr,  bahwasanya rasa keindahan itu akan diperoleh setelah manusia mengexpresikan ide-ide dan pemikiran-pemikiran yang ia miliki dalam wujud suatu benda, suasana atau karya. Jadi dapat diartikan manusia merasakan keindahan tersebut setelah ia melakukan suatu usaha dari ide dan kekreatifan yang ia miliki, serta jelas rujukannya yaitu dengan  merujuk pada alquran dan hadits. Akan tetapi  cakupan seni menurut sayyed husain nasr ini lebih sempit karena hanya terbatas pada ide-ide yang ada dalam pemikiran manusia saja.

Matur Nuwun…..

Jumat, 24 Februari 2012

Rabu, 22 Februari 2012

7 Unsur Budaya dan Seni Ciamis Dalam Definisi Ulama


Horizontal Scroll: KELOMPOK 4


1.      Almas Juniar Akbar    09410190
2.      Aulia Fajri P               09410193
3.      Fajron Mujtahid         09410197
4.      Mustika Listivani        09410199
5.      Shanti Sundari            09410208
6.      Sulaekah                    09410216
7.      Hartanti Sulihandari    09410222
8.      Iman Alimansyah        09410224



A.    Uraian 7 unsur budaya (bahasa, kesenian, system religi, mata pencaharian, peralatan hidup, organisasi sosial, dan pengetahuan) dalam masyarakat Ciamis, Jawa Barat.
1.      Bahasa :
Sebagian orang Ciamis menggunakan bahasa sunda yang halus atau sama halnya dengan orang jawa yang menggunakan bahasa krama ketika berbicara. Dibandingkan ketika orang Bogor atau Banten yang menggunakan bahasa sunda kasar ketika berbicara orang-orang Ciamis menggunakan bahasa sunda halus. Contoh: bahasa sunda halus dari makan adalah tuang, bahasa sunda kasar dari makan dahar.
2.      Kesenian :
Kesenian di daerah Ciamis yang masih bertahan sampai sekarang salah satunya adalah Karawitan (namanya sama dengan yang di daerah Jawa). Bahkan kesenian Karawitan ini masuk sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Sekolah menyediakan guru yang berkompeten dalam bidang karawitan ini, dan pembelajarannya lebih menekankan pada praktek. Siswa diajarkan bagaimana cara memainkan salah satu alat musik secara langsung.
3.      System Religi:
Mayoritas penduduk daerah ini beragama Islam, namun dapat dikatakan sebagai “Islam KTP” karena mereka melakukan kegiatan religi hanya saat-saat tertentu. Contoh: peduduknya memakai busana muslim ketika hanya ada pengajian, sedangkan jika pengajiannya telah selesai mereka hanya memakai pakaian “kurang bahan”. Bahkan suatu ketika ada seorang ustad yang berdakwak di daerah ini mengenai menutup aurat, pada akhirnya ustad ini yang diusir karena memang susah untuk mengubah kebiasaan itu.
4.      Mata Pencaharian :
Sebagian besar orang Ciamis mata pencahariannya menjadi seorang petani. Mereka memiliki sawah ataupun lading untuk bercocok tanam karena mereka bertempat tinggal didekat lereng gunung. Perairannya pun langsung memakai mata air, mereka memakai paralon untuk mengambil air. Hasil dari sawah maupun lading berupa padi, coklat dan lain-lain.
Biasanya mereka hanya menempuh pendidikan sampai jenjang SMP dan banyak dari mereka melanjutkan merantau ke daerah luar untuk berwirausaha, contohnya saja seperti di jogja banyak ditemui penjual warung burjo yang bisa berbahasa sunda alias berasal dari Jawa Barat.
5.      Peralatan Hidup :
Di bidang pertanian orang-orang Ciamis menggunakan alat seperti cangkul dan garpu besar untuk berladang. Ketika di sawah pun alat yang mereka gunakan hampir sama dengan daerah lainnya seperti menggunakan traktor dan penyemprot hama. Uniknya pupuk yang digunakan bukan pupuk kimia tetapi mereka menggunakan pupuk kandang dengan cara memanfaatkan kotoran ayam.
6.      Organisasi Sosial :
Ketika ada salah satu keluarga yang mengadakan hajatan pasti kiri-kanan rumahnya dibagi makanan hajatannay, sama halnya orang jawa ada besekan disana dinamakan pepeti. Disana pun masi ada karang taruna, RT, RW dan lain-lain.
7.      Pengetahuan :
Pengetahuan yang mereka dapatkan secara alami bukan dari jenjang pendidikan formal adalah bercocok tanam dan mengurus kolam ikan. Mereka mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pertanian. Bahkan hampir setiap rumah memiliki kolam ikan, dan itu dibuat oleh mereka sendiri secara tradisional.

B.     Perbedaan dua definisi seni budaya Islam antara Quraish Shihab dan Seyyed Hussein Nasr dilihat dari kekurangan dan kelebihannya.
Definisi menurut Quraish Shihab :
Seni budaya Islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan Islam tentang alam,hidup, manusa yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (sesuai cetusan fitrah).
Definisi menurut Seyyed Hussein Nasr :
Seni budaya Islam adalah keahlian mengekspresikan ide dan pemikiran estetika dalam penciptaan benda, suasana/ karya yang mampu menimbulkan rasa indah dengan berdasar dan merujuk paa Al-Qur’an dan Hadits.
Dari dua definisi diatas erdapat perbedaan, yaitu:
1.      Seyyed Hussein Nasr lebih jelas rujukannya yang berupa Al-Qur’an dan Hadits, sedangkan Quraish Shihab tidak tetapi hanya dari sisi pandangan Islam tanpa dijelasakan pandangan Islam seperti apa.
2.      Quraish Shihab mengatakan bahwa seni budaya Islam itu lebih luas menyangkut ekspresi keindahan tentang alam, hidup dan manusia. Sedangkan Seyyed Hussein Nasr ekspresi keindahan itu hannya tentang penciptaan benda, suasana/ karya dan hal tersebut lebih merujuk kepada hal yang behubungan dengan manusia saja.

SAP


 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga                                                                                                                        FM-UINSK-BM-08-05/R0

Satuan Acara Perkuliahan

Kode / Nama Mata Kuliah                 : PAI-311-2-2/Pengembangan Seni dan Budaya dalam PAI                     Revisi ke                                                : 2
Satuan Kredit Semester                     : 2 SKS                                                                                                                  Tgl revisi                                                : 2 Februari 2012
Jml Jam kuliah dalam seminggu    : 1 x 100 Menit                                                                                                      Tgl mulai berlaku                                                : 13 Februari 2012
                                                                                                                                                                                                 Penyusun                                             : Nur Saidah, M.Ag. 
Jml Jam kegiatan laboraturium       : -                                                                                                                             Penanggungjawab Keilmuan                : Nur Saidah, M.Ag.                            

Ranah Integrasi Interkoneksi                                           : 1. Filosofis          : Mata Kuliah Pengembangan Seni Budaya dalam PAI diberikan dalam upaya memberikan wawasan dan
   menanamkan sikap apresiatif terhadap seni budaya serta memberikan landasan pokok pengembangan seni
   budaya dalam proses pembelajaran   PAI.  Secara filosofis mata kuliah ini akan memberi  landasan keilmuan
   tentang konsep, landasan berfikir,  pengembangan teori dan analisis terhadap perkembangan seni dan budaya.
2. Materi                                : Pada level materi akan diungkapkan tentang konteks seni budaya dalam proses pembelajaran PAI
 3. Metodologi       : Pada level metodologi diupayakan pengaplikasian pengembangan seni budaya dalam proses pembelajaran PAI


Matakuliah Pendukung Integrasi-Interkoneksi :            1. Islam dan Budaya Lokal
2. Antropologi Pendidikan Islam
                                                                                                3. Sosiologi Pendidikan Islam
                                                                                                4. Ilmu Pendidikan Islam
                                                                                                5. Materi PAI
                                                                                                6. Metode dan Strategi Pembelajaran PAI

Deskripsi Mata Kuliah
:
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan dan wawasan keilmuan tentang seni budaya, menanamkan sikap apresiatif dan terbuka terhadap seni budaya  serta memberikan landasan pokok pengembangan seni budaya dalam proses pembelajaran PAI. Materi perkuliahan meliputi  Konsep Teoritis dan Normatif agama tentang budaya dan seni, Hubungan antara agama, budaya dan seni, Pengembangan Budaya dan Seni dalam PAI, Strategi Budaya Islam: mempertimbangkan tradisi dan modernisasi, Implementasi Strategi Budaya Islam dalam PAI, Berbagai macam dan bentuk seni budaya Islam, Cara menumbuhkan apresiasi siswa dalam proses pembelajaran PAI melalui pengembangan seni budaya Islam, dan Pendekatan budaya dan seni dalam PAI

Standar Kompetensi


Strategi Perkuliahan
:


:
Mahasiswa memiliki pengetahuan, pemahaman dan langkah-langkah dalam mengapresiasikan/mengaplikasikan pengembangan budaya dan seni dalam proses pembelajaran PAI.

-          Tatap Muka (active knowledge sharing)
-          Penugasan















 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga                                                                                                                        FM-UINSK-BM-08-05/R0

Pertemuan ke :

Kompetensi Dasar

Indikator

Pokok Bahasan/Materi

Aktivitas Pembelajaran

Rujukan

Evaluasi
I
Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang ruang lingkup budaya dan seni dalam PAI
Mahasiswa dapat:
Menjelaskan ruang lingkup pengembangan budaya dan seni dalam PAI
- Kontrak Belajar
- Pengantar/Outlines   
Perkuliahan
- Sosialisasi Tugas
  Individu/kelompok
- Sharing
- Interactive Lecturing

Hand Out Mata Kuliah Pengembangan Seni dan Budaya dalam PAI
- Tes Lisan
- Sikap
II
Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang ruang lingkup budaya dan seni dalam PAI

Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan definisi seni dan budaya
- Menjelaskan ruang lingkup seni dan budaya
- Menjelaskan konsep teoritis
  agama tentang budaya dan seni

Konsep Teoritis agama tentang budaya dan seni

- The power of two
-Interactive Lecturing
-Information  Search

1.Jabrohim dan Berlian, Saudi    (ed.), Islam dan Kesenian,  (Yogyakarta: MKM UAD LemLit PP.Muhammadiyah, 1995)
2.Hamdy Salad, Agama Seni, Refleksi Teologis dalam Ruang Estetik,Yogyakarta: Yayasan Semesta, 2000.
3.Nasr, Seyyed Hossein, “Spiritualitas
  dan Seni Islam”, terj. Sutejo, Islamic
  Art and Spirituality, Bandung: Mizan,
  1993.
- Portofolio
III
sda
Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan konsep normatif
  agama tentang budaya dan seni
- Menguraikan interpretasi  doktrin
  agama tentang budaya &seni
Konsep Normatif agama tentang budaya dan seni


Point Counter Point
1.Al-Qur`an,  Shahih Bukhari Muslim
2.Jabrohim dan Berlian, Saudi    (ed.), Islam dan Kesenian,  (Yogyakarta: MKM UAD LemLit PP.Muhammadiyah, 1995)
3.Nasr, Seyyed Hossein, “Spiritualitas
  dan Seni Islam”, terj. Sutejo, Islamic
  Art and Spirituality, Bandung: Mizan,
  1993.

IV
sda

Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan hubungan agama, seni
  dan budaya
- Menjelaskan hubungan estetika,  emosi, dan etika 
- Menjelaskan fungsi
  agama terhadap budaya dan seni
-Menjelaskan fungsi seni budaya terhadap agama
Hubungan antara agama, budaya dan seni


- Point Counter Point  
1- Bassam Tibi, Islam, Kebudayaan dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999)
2- Kuntowijoyo, Paradigma Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994)
3. Hamdy Salad, Agama Seni, Refleksi Teologis dalam Ruang Estetik,Yogyakarta: Yayasan Semesta, 2000.
- Tes Lisan
- Portofolio
V
sda
Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan aspek-aspek
  pengembangan seni budaya dalam
  PAI
- Menjelaskan cara
  Mengembangkan seni budaya
  dalam PAI

Arti Penting Pengembangan Budaya dan Seni dalam PAI


- Info Search
- Listening Team
1- Atik Triratnawati dan Mutiah Amini (editor), Ekspresi Islam dalam Simbol-Simbol Budaya di Indonesia, Yogyakarta: Lembaga Kebudayaan PP.Aisyiyah, penerbit: Adicita, 2005
2- Hadi, WM.Dr Abdul., Islam Cakrawala Estetik dan Budaya, Jakarta:Pustaka Firdaus, 2000
- Tes Tertulis
VI
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan mengapresiasikan budaya dan seni dalam proses pembelajaran PAI
Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan model strategi
  budaya Islam
- Menjelaskan peran guru/da'i dalam mengembangkan seni budaya Islam
Strategi Budaya Islam & Peran da’i/guru mengembangkan seni budaya Islam

-Question Student Have
-Group  to Group Exchange


1.Kuntowijoyo, Paradigma Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994)
2- - Ismail Raji Al Al-Faruqi, Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang,(Bandung: Mizan, 2001)

- Tes Lisan
- Portofolio
VII
sda
Mahasiswa dapat:
-Mengidentifikasi berbagai pengembangan seni budaya di sekolah
-Mendokumentasikan berbagai pengembangan seni budaya di sekolah sebagai bahan pengembangannya dalam PAI
Tour Budaya ; Pengembangan Budaya & Seni di Sekolah
Active Knowledge
Sharing
- Info Search



-portofolio
VIII
Sda

Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan dan menyebutkan
  budaya dan seni regional dan  lokal
  dalam  Islam
- Menjelaskan pengaruh nilai-nilai
  Islam dalam seni budaya lokal
-Menjelaskan karakteristik & perkembangan SBI secara umum
Berbagai macam  bentuk seni budaya Islam, karakteristik dan perkembangannya


-  Group To Group Exchange
-

1. Jabrohim dan Berlian, Saudi    (ed.), Islam dan Kesenian,  (Yogyakarta: MKM UAD LemLit PP.Muhammadiyah, 1995).
2. Leaman, Oliver,Estetika Islam, (Bandung: Mizan, 2005)
3. Ismail Raji Al Al-Faruqi, Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang,(Bandung: Mizan, 2001)
- Tes Lisan
IX
Sda
Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan Fungsi Seni  Budaya khususnya dalam pendidikan
- Menguraikan problem dan tantangan yang dihadapi budaya dan seni Islam secara global
-  Menjelaskan langkah-langkah pengembangan seni dan budaya dalam pendidikan Islam
Fungsi Seni Budaya, Problem dan tantangan pengembangannya
Active Knowledge
Sharing

1-Faisal Ismail,Paradigma Kebudayaan,Studi Kritis dan Refleksi Historis,(Yogyakarta,Titian Ilahi Press,1998)
2- Kuntowijoyo, Islam Tanpa
   Masjid, Bandung: Mizan, cet. II,
   2001
3-Tilaar, H.A.R., Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, Bandung: Remaja Rosda Karya,cet. 3, 2002
4. Soedarso Sp., Trilogi Seni, Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni,(Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta, 2006)
- Portofolio
X
Sda
Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan konsep apresiasi seni budaya
- Memahami prinsip-prinsip dasar apresiasi seni budaya Islam
- Menguraikan langkah-langkah apresiasi seni budaya
- Menumbuhkan apresiasi seni budaya dalam pembelajaran PAI

Apresiasi Seni Budaya, Prinsip, Langkah-Langkahnya dan Cara menumbuhkan apresiasi siswa terhadap seni budaya Islam



The Power of Two
1. Nooryan Bahari, Kritik Seni,
  Wacana Apresiasi dan Kreasi,
  (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008)
2. Soedarso Sp., Trilogi Seni, Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni,(Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta, 2006)
3. Soedarso SP. 1987. Tinjauan seni : sebuah pengantar untuk apresiasi seni.Yogyakarta; Suku Dayak Sana
4. Yayah Khisbiyah & Atiqa Sabardila, Pendidikan Apresiasi Seni, Solo: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial UMS kerjasama dengan The Ford Foundation, 2004
- Tes Lisan
XI
Mahasiswa memiliki kemampuan mendeskripsikan pendekatan budaya dan seni dalam proses pembelajaran PAI
Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan pendekatan seni dan
  budaya dalam pembelajara PAI
- Membedakan karakteristik dari
  pendekatan seni dan budaya dalam pembelajaran PAI
- Menjelaskan manfaat dan
  kegunaan pendekatan seni dan
  budaya dalam pembelajaran PAI

Pendekatan budaya dan seni dalam PAI




1- Atik Triratnawati dan Mutiah Amini (editor), Ekspresi Islam dalam Simbol-Simbol Budaya di Indonesia, Yogyakarta: Lembaga Kebudayaan PP.Aisyiyah, penerbit: Adicita, 2005
2- Yayah Khisbiyah & Atiqa Sabardila, Pendidikan Apresiasi Seni, Solo: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial UMS kerjasama dengan The Ford Foundation, 2004
-Tes Tertulis
XII
Mahasiswa memiliki kemampuan mengimplementasikan pendekatan seni budaya dalam pembelajaran PAI
Mahasiswa dapat:
-Menyusun program pengembangan seni rupa Islam dalam pembelajaran PAI
-Mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai seni rupa dalam pembelajaran PAI
Apresiasi Seni Rupa Islam dalam pembelajaran PAI
- Group To Group Exchange
-TV Komersial
1.Pengantar Seni Rupa Islam
2. Soedarso Sp., Trilogi Seni, Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni,(Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta, 2006)

-Tes Tertulis
XIII
Sda
Mahasiswa dapat:
-Menyusun program pengembangan seni pertunjukan Islam dalam pembelajaran PAI
-Mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai seni pertunjukan Islam dalam pembelajaran PAI
Apresiasi Seni Pertunjukan Islam dalam pembelajaran PAI
-Galery Belajar
- Group To Group Exchange

1. Yayah Khisbiyah & Atiqa   
    Sabardila, Pendidikan Apresiasi
    Seni, Solo: Pusat Studi Budaya
     dan Perubahan Sosial UMS
     kerjasama dengan The Ford
     Foundation, 2004
2. Muhaya, Abdul, Bersufi Melalui
    Musik, Sebuah Pembelaan Musik
    Sufi Oleh Ahmad al-Ghazali,
    Yogyakarta: Gama Media, 2003.
-Tes Tetulis
XIV
Sda
Mahasiswa dapat:
-Menyusun program pengembangan seni media rekam Islam dalam pembelajaran PAI
-Mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai seni media rekam Islam dalam pembelajaran PAI
Apresiasi Seni Seni Media Rekam Islam dalam pembelajaran PAI
- Group To Group Exchange
-Galery Belajar
1. Yayah Khisbiyah & Atiqa   
    Sabardila, Pendidikan Apresiasi
    Seni, Solo: Pusat Studi Budaya
     dan Perubahan Sosial UMS
     kerjasama dengan The Ford
     Foundation, 2004
2. Soedarso Sp., Trilogi Seni, Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni,(Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta, 2006)

-Tes Tetulis


Komposisi Penilaian :
Aspek Penilian
Prosentase
Ujian Akhir Semester
25 %
Ujian Tengah Semester
20%
Tugas Mandiri
15%
Tugas Kelompok
20%
Keaktifan Mahasiswa
15%
Sikap
5%
Total
100 %

Daftar referensi :
Wajib                      :               1- Tilaar, H.A.R., Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, Bandung: Remaja Rosda Karya,cet. 3, 2002.
2- Ismail Raji Al Al-Faruqi, Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang,(Bandung: Mizan, 2001)
                3- Leaman, Oliver,Estetika Islam, (Bandung: Mizan, 2005)

Anjuran                  :               1- Kuntowijoyo, Paradigma Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994)
                                                                2- Jabrohim & Berlian, Saudi (Peny.), Islam dan Kesenian, (Yogyakarta: MKM UAD LemLit PP. Muhammadiyah, 1995)
                                                                3- Kuntowijoyo, Islam Tanpa Masjid, Bandung: Mizan, cet. II, 2001
4- Faisal Ismail,Paradigma Kebudayaan,Studi Kritis dan Refleksi Historis,(Yogyakarta,Titian Ilahi Press,1998)
5- Atik Triratnawati dan Mutiah Amini (editor), Ekspresi Islam dalam Simbol-Simbol Budaya di Indonesia, Yogyakarta: Lembaga
    Kebudayaan PP.Aisyiyah, penerbit: Adicita, 2005
6- Hadi, WM.Dr Abdul., Islam Cakrawala Estetik dan Budaya, Jakarta:Pustaka Firdaus, 2000
7- Bassam Tibi, Islam, Kebudayaan dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999)
8- Yayah Khisbiyah, Atiqa Sabardila, Pendidikan Apresiasi Seni, Solo: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial UMS kerjasama dengan
    The Ford Foundation, 2004
9-Soedarso Sp., Trilogi Seni, Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni,(Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta, 2006)
10Nooryan Bahari, Kritik Seni, Wacana Apresiasi dan Kreasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008)

Disusun oleh
Diperiksa oleh :
Disahkan oleh :
Dosen Pengampu



Nur Saidah, M.Ag.
NIP:19750211 200501 2 002
Penanggungjawab Keilmuan



Nur Saidah, M.Ag.
NIP:19750211 200501 2 002
Ketua Jurusan PAI




Dekan








Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons